kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cuaca Dingin Ekstrem di Afghanistan Menelan Lebih dari 160 Korban Jiwa


Jumat, 27 Januari 2023 / 09:40 WIB
Cuaca Dingin Ekstrem di Afghanistan Menelan Lebih dari 160 Korban Jiwa
ILUSTRASI. Dua wanita berjalan di jalan yang tertutup salju di gunung TV di Kabul, Afghanistan, 25 Januari 2023. REUTERS/Ali Khara


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KABUL. Jumlah penduduk Afghanistan yang meninggal dunia akibat cuaca dingin ekstrem telah menyentuh angka 160, Kementerian Penanggulangan Bencana Afghanistan melaporkan pada hari Kamis (26/1).

"162 orang meninggal akibat cuaca dingin sejak 10 Januari hingga sekarang. Sekitar 84 kematian terjadi pada minggu lalu," kata Shafiullah Rahimi, juru kementerian, seperti dikutip Reuters.

Afghanistan saat ini sedang menghadapi musim dingin terdingin dalam 15 tahun. Suhu terendah yang pernah tercatat sejauh ini adalah -34 derajat Celcius.

Baca Juga: 70 Orang Meninggal Dunia Akibat Cuaca Dingin Ekstrem di Afghanistan

Kondisi ini semakin melumpuhkan aktivitas bisnis dan memperburuk krisis ekonomi yang ada sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.

Banyak LSM pun telah menangguhkan operasinya dalam beberapa pekan terakhir karena pemerintahan Taliban memutuskan bahwa sebagian besar pekerja LSM perempuan tidak dapat bekerja.

Kebijakan itu membuat para LSM tidak dapat mengoperasikan banyak program bantuan di Afghanistan.

Reuters melaporkan bahwa banyak warga, termasuk anak-anak, terpaksa mencari sampah plastik untuk dibakar dan menghangatkan diri karena tidak mampu membeli kayu atau batu bara.

Baca Juga: Pemerintah Taliban dan Junta Myanmar akan Dilarang Terlibat di PBB

Sejumlah warga melaporkan hingga saat ini mereka belum menerima bantuan apa pun termasuk makanan pokok dan obat-obatan.

Minggu ini kepala bantuan PBB, Martin Griffiths, berkunjung ke Kabul untuk memantau situasi. Griffiths menyayangkan adanya larangan terhadap pekerja LSM perempuan untuk beraktivitas.

"Musim dingin di Afganistan adalah malapetaka bagi begitu banyak keluarga di Afganistan. Saat ini kita melewati tahun-tahun dengan bantuan kemanusiaan, kita melihat konsekuensi hilangnya nyawa," ungkapnya.




TERBARU

[X]
×