kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat tekanan, Trump setuju mengakhiri government shutdown


Sabtu, 26 Januari 2019 / 10:39 WIB
Dapat tekanan, Trump setuju mengakhiri government shutdown


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Donald Trump setuju untuk mengakhiri penutupan pemerintahan atau government shutdown yang sudah berlangsung selama 34 hari. Anggaran sementara akhirnya disahkan dengan tidak mencantumkan anggaran US$ 5,7 miliar atau sekitar Rp 80 triliun untuk pembangunan dinding perbatasan. Pernyataan Trump itu setelah banyaknya tekanan pada Jumat (25/1).

Kesepakatan itu sudah disepakati dengan para pemimpin kongres, yang dengan cepat disahkan oleh Senat pimpinan Republik dan Dewan Perwakilan Rakyat yang dikontrol Demokrat tanpa oposisi dan ditandatangani oleh Trump. Meski begitu, kesepakatan itu hanya berlangsung sementara.

Meski demikian, Trump bersumpah bahwa penutupan itu akan dilanjutkan pada 15 Februari 2019 jika dia tidak puas dengan hasil negosiasi keamanan perbatasan Komite-Senat DPR-Bipartisan. "Saya akan mendeklarasikan keadaan darurat nasional untuk mendapatkan uang tembok tanpa persetujuan kongres," ujar Trump kepada Reuters, Jumat (25/1).

Dilansir dari Reuters, Jumat (25/1), penutupan pemerintah AS yang telah berjalan 34 hari, menjadi paling lama dalam sejarah negara Paman Sam ini. Akibat penutupan ini, 800.000 pekerja federal tidak mendapatkan upah yang seharusnya mereka terima.

Hal ini juga berdampak pada penutupan akses, dari layanan ke taman nasional dan pengawasan keamanan maskapai penerbangan. Sekitar 95% pekerja dari EPA memutuskan cuti, termasuk pekerja dari lab An Arbor Michigan, yang bertanggung jawab untuk memverifikasi data emisi untuk model kendaraan tanpa awak, yaitu kendaraan jenis baru. Verifikasi ini untuk memastikan bahwa emisi kendaraan tersebut sesuai standar yang berlaku.

Penundaan produk mobil baru

Juru Bicara Genaral Motor (GM) Jeannie Gibivan, mengaku masih menunggu keputusan mengenai pengujian kelayankan emisi kendaraan jenis baru, yang akan resmi meluncur pada tahun 2019 dan 2010.

Hal serupa, juga dialami oleh produsen otomotif asal Italia, Fiat yang memutuskan menunda proses sertifikasi tahap akhir untuk uji kelayakan truck pick up terbaru dengan kapasitas berat 3.500 RAM. Ini merupakan salah satu segmen kendaraan yang paling menguntungkan.

Pejabat Ford Motor Co, menjelaskan, bahwa penutupan pemerintahan ini telah mempengaruhi penundaan proses uji kelayakan terkait sertifikasi kendaraan. Alhasil, penundaan ini juga mempengaruhi produksi kendaraan di Amerika Serikat akan menurun, dan konsumen tidak bisa menikmati akses terhadap teknologi kendaraan terbaru.

Sayangnya, pihak EPA menolak berkomentar terkait penundaan sertifikasi uji kelayakan kendaraan ini. Mantan pejabat bagian administrasi Stanley Meiburg, mencatat bahwa proses sertifikasi ini merupakan proses penting. Untuk menghindari kecurangai uji emisi yang pernah dilakukan produsen mobil asal Jerman, Volswagen.

Produsen mobil akan melakukan proses uji emisi sebelum memutuskan memasarkan produknya ke pasaran. Penundaan sertifikasi uji kelayakan tidak terlalu berdampak pada jadwal peluncuran kendaraan, tetapi masalah menjadi serius ketikan penutupan pemerintah ini berlangsung lama. “Setiap gangguan yang terjadi pada proses ini, akan mengganggu seluruh manta rantai pasokan,” kata Meibur.

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump menolak menandatangani Undang-Undang apa pun, sebelum pihak Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui anggaran untuk pembuatan tembok pembatas antara AS - Meksiko sebesar US$ 5,7 miliar.

Kubu Demokrat menganggap, anggaran tembok tersebut dinilai terlalu mahal, dan sebenarnya ada acara lain untuk menjaga keamanan nasional dan membatasi imigran illegal yang datang ke AS.




TERBARU

[X]
×