kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Dari gim rambah kesehatan dan aset manajemen (2)


Jumat, 17 November 2017 / 09:05 WIB
Dari gim rambah kesehatan dan aset manajemen (2)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Mengidap penyakit panik atau panic attack, sempat menjadi alasan Chen Tianqiao beristirahat dari kesibukan mengelola usaha. Kepindahan Chen ke Singapura juga merupakan upaya miliarder pemilik kekayaan senilai US$ 1,41 miliar itu untuk fokus pada pengobatan. Namun naluri bisnis Chen tidak pernah padam. Dia pun mendanai bebagai penelitian di bidang kesehatan. Chen berharap, dari apa yang dilakukannya, dapat berguna bagi masyarakat.

Chen Tianqiao sempat hilang dari dunia bisnis internet ketika penyakit panik menyerang dirinya pada tahun 2004. Saat itu, dirinya keluar dari aktivitas bisnis dan memilih pindah di Singapura untuk menjalani pengobatan.

Namun, lagi-lagi  jiwa bisnis Chen yang kemudian membawanya dirinya kembali muncul ke panggung bisnis. Dari kediamannya yang baru di Singapura, pria yang saat ini berumur 44 tahun tersebut lantas menekuni dunia bisnis kesehatan, setelah terlebih dulu mendanai penelitian di bidang ilmu syaraf dan otak manusia.

Untuk memulai bisnis ini, seperti diberitakan The Straits Times, Chen menyisihkan dana sekitar US$ 1 miliar. Dana tersebut diantaranya digunakan untuk mendanai riset yang dilakukan peneliti di Institut Teknologi California USA, dalam hal bidang riset ilmu syaraf.

Selain karena penyakit yang dideritanya, masuknya Chen di bisnis kesehatan ini juga karena dukungan sang istri Chrissy Luo. Chen berharap dengan dirinya memulai investasi di bidang ini bisa memberikan sumbangsih bagi dunia medis, terutama guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Chen memandang ke depan banyak potensi bisnis yang bisa digali dari ilmu syaraf manusia. Untuk merealisasikan bisnisnya tersebut, pria yang berdasarkan catatan Forbes kini memiliki kekayaan sebanyak US$ 1,41 miliar itu sudah melakukan investasi di beberapa usaha rintisan (stratup) terkait kesehatan otak.

Untuk menciptakan bisnis ilmu syaraf ini, Chen sudah menyiapkan bantalan pendanaan dari beberapa sumber. Salah satunya adalah dari perusahaan peer to peer lending LendingClub Corp. Pada perusahaan peer to peer ini, Chen tercatat mempunyai saham mayoritas.

Selain itu Chen juga punya saham di perusahaan aset manajemen yaitu Legg Mason and KKR & Co. Chen juga berinvestasi di rumah sakit salah satunya adalah US Hospital Chain Community Health Systems.

Selain mendanai rumahsakit di AS, Chen juga masuk berinvestasi terkait bisnis ilmu syarafnya ini di dalam negeri. Mengutip Forbes, Chen berinvestasi pada Universitas Fudan dan Rumah Sakit Huashan di Shanghai. Universitas Fudan memang tidak asing bagi Chen, lantaran dia menamatkan kuliah ekonomi di universitas tersebut.

Dana awal Chen untuk mengembangkan investasi ilmu syaraf di China mencapai US$ 8 juta untuk mengembangkan The Tianqiao and Chrissy Chen Institute for Brain Disease di Shanghai.

Nantinya riset tersebut akan difokuskan di bidang penanganan penyakit otak seperti alzheimer, parkinson dan depresi. Chen berharap nantinya dua institut yang dibangunnya di China dan Amerika Serikat bisa saling berkerjasama .

Seperti diketahui, di California, Chen juga berinvestasi untuk membentuk The Tianqiao and Chrissy Chen Institute for Neuroscience di Caltech. Harapan Chen, kelak penemuan yang dihasilkan di Institut Teknologi California (Caltech) bisa diterapkan di Rumah Sakit Huashan di Shanghai. Ke depan Chen juga ingin kolaborasi dua pusat penelitian ilmu syaraf di China dan AS ini bisa berkontribusi pada bisnis Chen.

Salah satu produk yang sempat dihasilkan dari penelitian yang didanai Chen pada bidang ilmu syaraf adalah tangan robotik yang dikendalikan dengan otak. Dengan tangan robotik tersebut, nantinya diharapkan manusia bisa terbantu ketika melakukan aktifitas sehari-hari.

Diharapkan dengan adanya pusat penelitian syaraf itu, Chen bisa masuk industri kecerdasan buatan yang saat ini sedang tren dikalangan teknologi internet. 

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×