kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.378   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.504   -11,44   -0,15%
  • KOMPAS100 1.056   -4,21   -0,40%
  • LQ45 790   -6,62   -0,83%
  • ISSI 254   0,41   0,16%
  • IDX30 411   -3,85   -0,93%
  • IDXHIDIV20 469   -4,76   -1,00%
  • IDX80 119   -0,61   -0,51%
  • IDXV30 123   -0,93   -0,75%
  • IDXQ30 131   -1,44   -1,08%

Dari Kartu Pokémon ke Triliuner, Kisah Inspiratif Lucy Guo Bangun Kerajaan Teknologi


Selasa, 05 Agustus 2025 / 21:43 WIB
Dari Kartu Pokémon ke Triliuner, Kisah Inspiratif Lucy Guo Bangun Kerajaan Teknologi
Lucy Guo, pendiri sekaligus mantan petinggi Scale AI. Lucy Guo kini menyandang predikat sebagai triliuner perempuan termuda di dunia dengan kekayaan mencapai US$ 1,3 miliar atau Rp 21,3 triliun.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Lucy Guo kini menyandang predikat sebagai triliuner perempuan termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri, dengan kekayaan mencapai US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 21,3 triliun. 

Perjalanannya dimulai sejak kecil, saat ia menjual kartu Pokémon dan belajar coding secara otodidak, hingga akhirnya ikut mendirikan perusahaan teknologi Scale AI.

Mengutip, e.vnexpress.net, Selasa (5/8/2025), Guo lahir di wilayah Teluk San Francisco dari pasangan imigran Tionghoa yang keduanya berprofesi sebagai insinyur listrik. Setelah orang tuanya kehilangan pekerjaan, keluarganya hidup hemat. Ia mengaku sempat dirundung karena miskin. 

“Saya berpikir, saya harus cari uang,” ujar Guo.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Tak Kenal Lelah di Balik Kesuksesan Lucy Guo Jadi Triliunan Muda

Sejak kecil, ia aktif mencari penghasilan: menjual kartu Pokémon, pensil warna, hingga memotong rumput. Ketika orang tuanya menyita uang hasil usahanya, ia beralih ke internet, tempat mereka tak bisa menjangkaunya. 

Di sana, ia belajar coding dan menemukan celah di game Neopets untuk menjual akun virtual seharga ribuan dolar. Saat lulus SMA, ia sudah menghasilkan ratusan juta rupiah lewat bot dan situs digital marketing.

Guo kemudian kuliah di Carnegie Mellon University jurusan ilmu komputer dan interaksi manusia-komputer. Namun, sistem pendidikan formal tak cocok untuknya. Ia memilih keluar setelah diterima di Thiel Fellowship, yang memberinya US$ 100.000 untuk memulai startup.

Setelah magang di Facebook dan Snapchat, Guo bergabung dengan platform Quora, di mana ia bertemu Alexandr Wang. 

Pada 2016, keduanya mendirikan Scale AI, setelah mendapat ide dari teman di Y Combinator tentang membuat “API untuk manusia.” Perusahaan ini berfokus pada pelabelan data untuk melatih sistem kecerdasan buatan.

Baca Juga: Triliuner Lucy Guo dan Filosofi Kerja Ekstrem di Balik Kesuksesan Teknologi

Scale AI berkembang pesat dan menjadi pemain kunci dalam industri AI. Kliennya termasuk pemerintah AS, yang menggunakan teknologinya untuk menganalisis citra satelit di Ukraina, serta OpenAI, yang memakai jasanya untuk melatih ChatGPT.

Guo memperoleh US$ 5 juta pertamanya dari pendanaan seri B Scale AI dan mengelola investasinya dengan cermat. Ia menjabat sebagai kepala operasional dan desain produk, sementara Wang menjadi CEO. 

Keduanya masuk daftar Forbes 30 Under 30 pada 2018. Namun, pada tahun yang sama, perbedaan visi membuat Wang memecat Guo. 

Meski begitu, ia mempertahankan sekitar 5% saham Scale AI, yang nilainya melonjak seiring valuasi perusahaan mencapai US$ 25 miliar. Pada usia 30 tahun, Guo resmi menjadi miliarder mandiri.

Setelah keluar dari Scale, Guo mendirikan Backend Capital, perusahaan modal ventura yang berinvestasi di startup teknologi. Ia juga berinvestasi di Ramp, platform pembayaran digital yang kini bernilai US$ 13 miliar. 

Baca Juga: Dedikasi Ekstrem Triliuner Muda Lucy Guo dan Budaya Kerja Intens di Dunia Teknologi

Pada 2022, ia meluncurkan Passes, platform alternatif Patreon dan OnlyFans yang memungkinkan kreator dan selebritas berinteraksi dengan penggemar lewat chat dan video berbayar. Dalam dua tahun, Passes telah mengumpulkan US$ 50 juta dan memiliki valuasi sebesar US$ 150 juta.

Meski bergelimang harta, Guo menjalani hidup sederhana. Ia pernah terbang gratis dengan buddy pass milik temannya dan mencari cara makan gratis di bandara, seperti masuk lounge AmEx dengan tiket yang bisa dibatalkan. 

Ia juga menggunakan mobil Honda Civic tua dan membeli pakaian dari Shein. “Saya enggak peduli orang lihat saya naik Civic. Toh, enggak ada yang tahu saya siapa,” ujarnya.

Namun, ia juga pernah menjalani gaya hidup glamor: berpesta dengan selebritas seperti Billie Eilish, menghadiri festival musik, hingga menyelenggarakan festival sendiri bernama Lucypalooza, lengkap dengan lemur dan ular di kondominium mewahnya di Miami.

Dalam beberapa tahun terakhir, Guo lebih memilih hidup minimalis dengan prinsip: 

Baca Juga: Jadi Triliuner di Usia 30 Tahun, Lucy Guo Kerja Keras dari Pagi Hingga Larut Malam

“Bertindaklah seperti orang bangkrut, tetaplah kaya.” Ia mengakui gaya hidup mewahnya dulu adalah upaya mengatasi rasa tidak aman. Kini, ia merasa tak perlu lagi membuktikan apa pun kepada siapa pun.

Di luar dunia bisnis, Guo sangat peduli terhadap kebugaran. Ia bangun pukul 5 pagi untuk mengikuti kelas HIIT, dan pada April 2025 telah menyelesaikan 3.000 sesi latihan. Bahkan saat bepergian, ia tetap bekerja delapan jam sehari dan belum pernah benar-benar berlibur.

Ia juga aktif dalam kegiatan filantropi, khususnya untuk mendukung pendidikan dan perempuan di bidang teknologi. Ia menyumbang US$ 500.000 kepada almamaternya, Carnegie Mellon, untuk membantu mahasiswa ilmu komputer dan mengatasi stereotip gender dalam industri teknologi.

Baca Juga: Jadi Triliuner di Usia 30 Tahun, Lucy Guo Kerja Keras dari Pagi Hingga Larut Malam

Bagi para calon wirausahawan, Guo punya nasihat sederhana: "Hiduplah di bawah kemampuan Anda." 

Menurutnya, banyak orang gagal menabung karena langsung menaikkan gaya hidup begitu memiliki penghasilan lebih besar. 

“Semakin banyak uang yang Anda tabung, semakin banyak yang bisa Anda investasikan dan itu akan terus berkembang seiring waktu,” pungkasnya. 

Selanjutnya: Judi Online Kini Jadi Ancaman Nasional

Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Bilang, Kutukan Bitcoin Agustus buat Investor Bitcoin Lebih Kaya




TERBARU

[X]
×