Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/LOS ANGELES. Aksi demonstrasi terjadi di seluruh Amerika Serikat pada hari Minggu (7/6/2020) untuk menuntut keadilan rasial pasca kematian George Floyd di tahanan polisi Minneapolis. Bahkan aksi unjuk rasa pada akhir pekan kemarin menyebar ke komunitas yang lebih kecil, termasuk kota Texas timur yang pernah menjadi surga bagi Ku Klux Klan.
Melansir Reuters, aksi demonstrasi di AS ini juga mengilhami protes anti-rasisme di seluruh dunia, ketika demonstran dari Brisbane, Sydney, London, Paris dan kota-kota Eropa lainnya menerima pesan Black Lives Matter.
Di Washington, puluhan ribu orang meneriakkan "Aku tidak bisa bernafas" dan "Angkat tangan, jangan tembak". Mereka berunjuk rasa di Lincoln Memorial kemudian berbaris ke Gedung Putih pada hari Sabtu dalam protes terbesar dalam 12 hari terakhir di seluruh Amerika Serikat sejak Floyd meninggal.
Baca Juga: Jacob Frey, walikota Minneapolis dicemooh warga karena tolak keinginan demonstran
Pesan umum yang ingin disampaikan oleh para pengunjuk rasa adalah tekad untuk mengubah kemarahan yang ditimbulkan oleh kematian Floyd bulan lalu menjadi gerakan yang lebih luas demi mewujudkan reformasi yang luas untuk sistem peradilan pidana AS dan perlakuannya terhadap kelompok minoritas.
"Rasanya seperti saya bisa menjadi bagian dari sejarah dan bagian dari orang yang mencoba mengubah dunia untuk semua orang," kata Jamilah Muahyman, seorang warga Washington yang melakukan aksi protes di dekat Gedung Putih kepada Reuters.
Baca Juga: Twitter, Facebook menonaktifkan video penghargaan Trump untuk Floyd karena hak cipta
Meski demikian, terjadi sejumlah aksi sporadis di beberapa kota di mana para pengunjuk rasa berusaha memblokir lalu lintas. Dan polisi yang mengenakan baju anti huru hara menggunakan granat kilat dalam konfrontasi dengan demonstran di Seattle.