Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Impor batubara China dari Mongolia melonjak signifikan pada Agustus 2025, mencapai level tertinggi bulanan sejak Reuters mulai melacak data tersebut pada 2022.
Berdasarkan data bea cukai yang dirilis Sabtu (20/9/2025), China mengimpor 8,41 juta ton batubara dari Mongolia pada Agustus, naik 13% dibanding periode sama tahun lalu dan meningkat 20,2% dari Juli.
Baca Juga: Indonesia Masuk 15 Besar Pembeli Batubara AS, Siapa Pembeli Terbanyak?
Dari total tersebut, lebih dari 6 juta ton berupa batubara kokas, angka tertinggi sejak Desember 2023.
Sebaliknya, impor batubara dari pemasok utama Indonesia turun 13% secara tahunan menjadi 17,6 juta ton. Namun secara bulanan, impor dari Indonesia justru naik 33,6% dibanding Juli.
Sepanjang Januari–Agustus 2025, pengiriman batubara dari Indonesia tercatat 121,76 juta ton atau turun 15% dari tahun lalu.
Penurunan ini salah satunya dipicu oleh kebijakan pemerintah Indonesia yang sempat mewajibkan penggunaan harga acuan pemerintah sebagai harga dasar penjualan.
Kebijakan tersebut dinilai tidak transparan, jarang diperbarui, dan lebih mahal dibanding Indonesian Coal Index (ICI) yang biasa digunakan pelaku pasar.
Baca Juga: Di Tengah Tekanan Harga, Peran Batubara dalam Ketahanan Energi Masih Penting
Namun, setelah aturan tersebut dibatalkan pada akhir Agustus, sejumlah analis memperkirakan impor batubara China dari Indonesia akan kembali terdongkrak.
Secara keseluruhan, impor batubara China pada Agustus mencapai level tertinggi dalam delapan bulan terakhir.
Kenaikan harga domestik mendorong peningkatan impor, meski secara tahunan angka tersebut masih turun 7% akibat lemahnya permintaan dan tingginya pasokan lokal.
Baca Juga: Realisasi Serapan DMO Batubara Tembus 134,63 Juta Ton per Agustus 2025
Rincian Impor Batubara China dari Empat Pemasok Utama (Agustus 2025)
- Indonesia: 17,61 juta ton (-13% YoY; -15% YTD)
- Rusia: 8,12 juta ton (-7% YoY; -6% YTD, total 59,57 juta ton)
- Mongolia: 8,41 juta ton (+13% YoY; -2% YTD, total 52,63 juta ton)
- Australia: 6,70 juta ton (+8% YoY; -2% YTD, total 48,89 juta ton)