kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.455   -47,00   -0,29%
  • IDX 6.647   101,60   1,55%
  • KOMPAS100 948   13,40   1,43%
  • LQ45 745   12,75   1,74%
  • ISSI 208   3,62   1,77%
  • IDX30 388   6,68   1,75%
  • IDXHIDIV20 466   5,52   1,20%
  • IDX80 108   1,63   1,53%
  • IDXV30 111   0,55   0,50%
  • IDXQ30 127   1,96   1,56%

Data Ketenagakerjaan AS: Lowongan Naik di Januari 2025, PHK Menurun


Selasa, 11 Maret 2025 / 21:30 WIB
Data Ketenagakerjaan AS: Lowongan Naik di Januari 2025, PHK Menurun
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Job seekers and recruiters gather at TechFair in Los Angeles, California, U.S. March 8, 2018. REUTERS/Monica Almeida/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jumlah lowongan kerja di Amerika Serikat (AS) meningkat pada Januari, tetapi permintaan tenaga kerja diperkirakan akan melemah dalam beberapa bulan ke depan.

Hal ini dipicu oleh kekhawatiran terkait ketidakpastian tarif impor serta pemangkasan belanja pemerintah yang agresif, yang berpotensi memperlambat aktivitas ekonomi secara tajam.

Baca Juga: Pencurian Kopi Tiba-Tiba Marak Terjadi di Amerika, Ini Pemicunya

Menurut laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (11/3), jumlah lowongan kerja—yang mencerminkan permintaan tenaga kerja—naik sebanyak 232.000 menjadi 7,740 juta pada akhir Januari.

Sementara itu, data bulan Desember direvisi turun menjadi 7,508 juta lowongan dari laporan sebelumnya sebesar 7,600 juta.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan jumlah lowongan kerja akan mencapai 7,63 juta.

Kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump yang tidak menentu, ditandai dengan penerapan dan pencabutan tarif secara bergantian terhadap Kanada dan Meksiko, telah mengguncang kepercayaan bisnis dan konsumen.

Investor juga mulai melepas saham mereka, menghapus seluruh keuntungan yang tercatat pasca kemenangan Trump pada November, seiring meningkatnya risiko resesi akibat ketegangan perdagangan.

Baca Juga: Badan Cuaca AS Bakal PHK 1.000 Pekerja dalam Putaran Kedua PHK Massal

Trump telah menggandakan tarif barang impor dari China menjadi 20%, menaikkan bea masuk baja dan aluminium, serta mengancam akan memberlakukan tarif balasan terhadap negara lain.

Namun, pada Minggu lalu, ia menolak berkomentar apakah ekonomi AS berisiko mengalami perlambatan.

Sementara itu, Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency atau DOGE) yang dipimpin oleh miliarder teknologi Elon Musk telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dengan memberhentikan ribuan pegawai pemerintah.

Kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya ini bertujuan untuk memperkecil birokrasi dan memangkas belanja negara.

Para ekonom memperingatkan bahwa PHK massal dan pemangkasan anggaran ini, yang juga berdampak pada kontraktor federal, dapat mempengaruhi sektor swasta dan memperburuk kondisi ekonomi.

Baca Juga: China Menyatakan Siap Berperang dengan Amerika

Sinyal Peringatan di Pasar Tenaga Kerja

Meskipun pertumbuhan lapangan kerja tetap kuat pada Februari, sejumlah indikator menunjukkan tanda bahaya bagi pasar tenaga kerja AS.

Tingkat pengangguran yang lebih luas melonjak ke level tertinggi dalam 3,5 tahun terakhir akibat meningkatnya jumlah pekerja paruh waktu.

Selain itu, proporsi pekerja dengan lebih dari satu pekerjaan mencapai tingkat tertinggi sejak Great Recession.

Laporan JOLTS juga menunjukkan bahwa jumlah PHK turun sebanyak 34.000 menjadi 1,635 juta pada Januari.

Namun, peluang kerja tampaknya mulai berkurang karena perusahaan lebih berhati-hati dalam melakukan perekrutan. Jumlah tenaga kerja yang direkrut hanya meningkat 19.000 menjadi 5,393 juta.

Baca Juga: Pertumbuhan Lapangan Kerja AS Meningkat di Februari, Tingkat Pengangguran Naik 4,1%

Kebijakan The Fed dan Proyeksi Suku Bunga

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%-4,50% dalam pertemuan pekan depan.

Namun, pasar keuangan memperkirakan bank sentral AS akan kembali memangkas suku bunga pada Juni karena prospek ekonomi yang memburuk, setelah sempat menghentikan penurunan suku bunga pada Januari.

Sejak September, The Fed telah memangkas suku bunga kebijakan sebesar 100 basis poin setelah memulai siklus pelonggaran moneter.

Sebelumnya, pada 2022 dan 2023, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 5,25 poin persentase dalam upaya meredam inflasi.

Selanjutnya: Permintaan Kendaraan Bekas Naik Jelang Lebaran, Industri Pembiayaan Siap Raup Cuan

Menarik Dibaca: Ini Tips Liburan Hemat Saat Lebaran ala Tiket.com


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×