Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) terus membeli emas pada November, memperpanjang tren pembelian selama 13 bulan berturut-turut dengan penambahan 30.000 ons troy (0,93 ton), menurut data terbaru dari lembaga tersebut.
Melansir Türkiye Today, langkah akumulasi yang dimulai sejak November 2024 ini memperkuat strategi China untuk mendiversifikasi cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS (de-dolarisasi).
Selain itu, tawaran China untuk menyimpan emas bagi bank sentral negara lain menempatkan Beijing sebagai pusat baru dalam ekosistem emas internasional. Hal ini sejalan dengan ambisi finansialnya untuk membangun kepercayaan pada mekanisme cadangan alternatif di luar institusi Barat.
Dengan pembelian terbaru ini, total cadangan emas PBOC mencapai 74,12 juta ons troy (2.305,6 ton), mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemegang emas terbesar di dunia.
Bank sentral negara berkembang memimpin lonjakan pembelian emas di Oktober
Sementara itu, data World Gold Council (WGC) menunjukkan pembelian emas oleh bank sentral global meningkat pada Oktober setelah perlambatan di pertengahan tahun. Pembelian bersih mencapai 53 ton, tertinggi sepanjang 2025.
Total pembelian antara Januari–Oktober mencapai 254 ton. Meski lebih moderat dibanding tahun-tahun sebelumnya, bank sentral negara berkembang seperti Brasil, Polandia, Uzbekistan, dan Türkiye menjadi pendorong utama permintaan emas pada Oktober.
Emas tetap menjadi aset lindung nilai terhadap risiko mata uang, terutama di tengah ketegangan geopolitik, sengketa perdagangan global, dan kekhawatiran terhadap nilai jangka panjang mata uang fiat. Ketika bank sentral negara maju dan berkembang meningkatkan ekspansi moneter dan utang pemerintah terus menanjak, investor semakin memandang emas sebagai perlindungan dari pelemahan nilai mata uang dan penurunan daya beli.
Baca Juga: Bukan AS atau China—Inilah Negara Terkaya Dunia Tahun 2025!
Harga emas tetap menguat menjelang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed
Harga emas tetap tinggi dalam beberapa bulan terakhir, bertahan di atas level US$ 4.000 per ons setelah terkoreksi dari puncak Oktober mendekati US$ 4.400.
Ketahanannya terutama didorong oleh ekspektasi investor bahwa Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan 9–10 Desember, yang kemungkinan membawa suku bunga acuan ke kisaran 3,50–3,75%. Prospek biaya pinjaman yang lebih rendah mendorong permintaan emas kembali ke atas US$4.200 per ons dalam dua minggu terakhir.
Spekulasi bahwa ketua The Fed berikutnya akan mengambil pendekatan kebijakan yang lebih longgar juga memperkuat harga emas. Suku bunga yang lebih rendah memang meningkatkan daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
Per 5 Desember, emas sudah mencatat kinerja tahunan terbaik kedua sejak 1979, dengan kenaikan mendekati 60% sejak Januari 2025.
Tonton: Tahun 2026 IHSG Bisa Tumbuh Double Digit Lagi
Kesimpulan
1. China sedang menjalankan strategi sistematis mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, terlihat dari aksi borong emas selama 13 bulan berturut-turut dan membuka layanan penyimpanan emas bagi bank sentral lain, langkah yang bisa memperkuat pengaruh finansialnya global.
2. Negara berkembang memimpin pembelian emas global, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik, ketegangan perdagangan, dan kekhawatiran terhadap stabilitas mata uang fiat.
3. Harga emas melonjak hampir 60% sepanjang 2025, ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed serta sentimen bahwa emas adalah perlindungan terbaik terhadap inflasi dan risiko mata uang.
4. Arah tren: de-dolarisasi makin menegas, dan emas kembali menjadi poros penting arsitektur keuangan internasional — terutama bagi negara yang ingin menjaga stabilitas nilai aset cadangannya.













