Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Donald Trump pada Selasa (16/9) mengumumkan tercapainya kesepakatan antara Amerika Serikat dan China untuk menjaga agar TikTok tetap beroperasi di AS.
Tiga sumber yang mengetahui proses tersebut menyebut, isi perjanjian ini serupa dengan rancangan kesepakatan yang telah dibahas sejak awal tahun.
Kesepakatan tersebut mengharuskan ByteDance, induk TikTok asal China, untuk mentransfer aset TikTok di AS kepada pemilik baru asal Amerika, sekaligus berpotensi mengakhiri saga panjang yang telah berlangsung hampir setahun.
Struktur Kepemilikan Baru TikTok AS
Menurut laporan, ByteDance akan tetap menjadi pemegang saham tunggal terbesar dengan porsi 19,9%, atau tepat di bawah ambang batas 20%.
Sementara itu, 80% kepemilikan akan dipegang oleh konsorsium investor yang mencakup pemegang saham lama ByteDance seperti Susquehanna International Group (SIG), General Atlantic, dan KKR, serta investor baru termasuk Andreessen Horowitz.
Baca Juga: Amerika Serikat dan China Sepakat Aplikasi TikTok Tetap Beroperasi di AS
Perusahaan teknologi Oracle juga diperkirakan akan mengambil bagian, bersama Silver Lake yang dilaporkan siap berinvestasi. Model ini akan menjadikan TikTok AS sebagai entitas baru berbasis di Amerika, dengan mayoritas kepemilikan dan pengendalian berada di tangan investor AS.
Jaminan Keamanan Nasional
Sumber Gedung Putih menyebut bahwa entitas baru TikTok AS akan memiliki dewan direksi yang mayoritas berasal dari Amerika, dengan satu kursi ditunjuk langsung oleh pemerintah AS.
Mekanisme ini meniru kesepakatan sebelumnya antara pemerintahan Trump dengan Nippon Steel saat mengakuisisi U.S. Steel, termasuk penerapan “Golden Share” yang memberi hak istimewa kepada pemerintah.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan bahwa aspek komersial dari kesepakatan ini sejatinya sudah disepakati sejak Maret 2025, hanya tinggal penyelesaian detail teknis. “Kesepakatan ini tidak akan selesai tanpa adanya perlindungan yang tepat terhadap keamanan nasional AS,” ujarnya kepada CNBC.
Batas Waktu Divestasi Diperpanjang
Pengumuman kesepakatan ini datang sehari sebelum batas waktu divestasi pada 17 September. Namun, Gedung Putih memutuskan untuk memperpanjang tenggat hingga 16 Desember 2025, memberi ByteDance tambahan 90 hari untuk menyelesaikan transaksi kompleks ini.
Langkah ini menandakan bahwa meskipun kerangka kesepakatan telah ada, proses finalisasi masih membutuhkan waktu. CNBC melaporkan, kesepakatan diperkirakan akan ditutup dalam 30 hingga 45 hari ke depan.
Faktor Politik dan Tekanan Geopolitik
Kesepakatan sempat tertunda pada musim semi lalu setelah China memberi sinyal keberatan, menyusul pengumuman tarif baru AS terhadap produk China. Washington menilai kepemilikan TikTok oleh ByteDance membuat aplikasi itu rentan dipengaruhi Beijing.
Baca Juga: TikTok di AS Siap Dijual: Kesepakatan Baru Trump Tanggal 16 September
Meski demikian, TikTok berulang kali membantah klaim tersebut, dengan menyebut bahwa data pengguna AS disimpan di server cloud Oracle di Amerika dan keputusan moderasi konten untuk pasar AS juga dibuat di Amerika.
Peran Oracle dan Prospek Kesepakatan
Sebagai bagian dari kesepakatan, Oracle akan tetap menjadi mitra cloud resmi TikTok, serta berperan dalam pengawasan isu keamanan nasional. Saham Oracle pun naik 1,5% setelah pengumuman kesepakatan.
Finalisasi kesepakatan dijadwalkan pada Jumat mendatang melalui panggilan telepon antara Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, yang akan memastikan komitmen kedua belah pihak.