kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Debat capres AS: Trump tolak salahkan White Supremacists atas kasus diskriminasi


Rabu, 30 September 2020 / 12:21 WIB
Debat capres AS: Trump tolak salahkan White Supremacists atas kasus diskriminasi
ILUSTRASI. Suasana debat capres AS yang pertama antara Donald Trump dan Joe Biden.


Sumber: CNN | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - CLEVELAND. Selasa (29/9), debat capres AS yang pertama secara resmi bergulir. Adu argumen antara Donald Trump dan Joe Biden berlangsung seru.

Salah satu isu yang turut jadi pembahasan dalam debat caprea AS adalah gerakan White Supremacists atau supremasi kulit putih yang diduga masih mengakar kuat di masyarakat negeri uak Sam.

Gerakan White Supremacists seringkali dikaitkan dengan sejumlah kasus diskriminasi ras yang terjadi di penjuru AS akhir-akhir ini.

Kasus terbesar yang terjadi tahun ini adalah tewasnya George Floyd di tangan petugas polisi. Kematian George Floyd memunculkan aksi dukungan di hampir seluruh dunia.

Baca Juga: Putra Donald Trump klaim Joe Biden tidak mampu bekerja sebaik ayahnya

Pada debat capres AS, Donald Trump dengan tegas menolak untuk menyalahkan gerakan White Supremacists atas serangkaian kasus diskriminasi yang terjadi di penjuru negeri.

Trump menegaskan, kekerasan pada serangkaian demonstrasi bukanlah masalah yang disebabkan oleh kaum konservatif.

"Tentu, saya bersedia memberi tahu mereka (White Supremacists) untuk mundur, tetapi saya akan mengatakan, hampir semua yang saya lihat adalah dari sayap kiri, bukan sayap kanan. Saya ingin melihat kedamaian," ungkap Trump seperti dikutip CNN.

Joe Biden yang menjadi lawan debatnya merespons pernyataan tersebut, mendorong Trump untuk mengutuk kelompok tersebut.

Baca Juga: Seru! Debat pertama Trump dan Biden berapi-api dan kacau balau

"Siapa yang Anda ingin saya kutuk? Seseorang harus melakukan sesuatu tentang Antifa dan kiri karena ini bukanlah masalah sayap kanan," bantah Trump.

CNN melaporkan, tentang bagaimana supremasi kulit putih telah menyamar sebagai Antifa di dunia digital dan menyerukan kekerasan.

Sebelum diketahui, akun Antifa dijalankan oleh kelompok supremasi kulit putih, putra sulung Donald Trump, Donald Trump Jr., mengarahkan 2,8 juta pengikut Instagramnya ke akun tersebut sebagai contoh betapa berbahayanya Antifa.

Dalam serangkaian demontrasi terkait kasus diskriminasi ras, Trump membela tindakan para pendukungnya yang menembakkan semprotan merica dan bola cat ke arah para demonstran.

Sikap Trump yang seolah membela Kyle Rittenhouse, remaja yang melakukan penembakan brutal di Kenosha. Ia menewaskan dua orang demonstran.

Trump menyebut bahwa remaja 17 tahun itu bisa saja terbunuh seandainya tidak menggunakan senjata api miliknya.

Lunaknya perilaku Trump pada masyarakat kulit putih di AS ini semakin memperkuat kesan rasis pada dirinya.

Selanjutnya: Kutipan fenomenal dari debat Pilpres AS: 'Bisakah Anda tutup mulut, bung?'




TERBARU

[X]
×