Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SAN FRANSISCO. Tesla Inc mengatakan bahwa mobil keluaran terbarunya Model 3 seharga US$ 35.000 tidak akan menguntungkan pada kuartal I-2019. Hal ini dikarenakan penjualan saat ini secara global hanya akan dilakukan via daring (online). Cara ini dilakukan perusahaan untuk meningkatkan permintaan sekaligus memotong biaya operasional (overhead cost).
CEO Tesla Elon Musk memperingatkan hal tersebut dalam konferensi persnya pada Kamis lalu seperti diberitakan Reuters (1/3). Menurutnya, pada kuartal I-2019 ini perusahaannya hanya mengharapkan laba sangat kecil.
Karena pernyataannya tersebut, saham Tesla anjlok 3,4% dalam hitungan jam. Sejumlah investor dikabarkan telah menyuarakan keprihatinan tentang peluang Tesla untuk dapat mempertahankan margin keuntungan melalui pemotongan biaya seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan baru-baru ini, untuk mengurangi biaya mobil model terbarunya itu.
Namun, penurunan harga ini dinilai sebagian analis bisa memadamkan kekhawatiran tersebut pasca permintaan untuk mobil listrik mengalami penurunan di Amerika Serikat (AS), terutama setelah pajak kredit mobil listrik dipotong setengah tahun ini.
"Tesla ingin memenuhi permintaan setelah ada penurunaan di AS, mereka tengah berusaha untuk lebih proaktif," ujar Chaim Siegel dari Konsultan Bisnis Elazar.
Elon Musk kerap mengutarakan bahwa strateginya untuk ke depan adalah dengan membangun mobil dengan harga lebih tinggi yakni Model S dan X. Bila cara ini berhasil, maka hal ini akan memberi kontribusi positif yang berujung pada produksi masal mobil listri seharga US$ 35.000 yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan.
Tetapi, kekhawatiran dari segi konsumen tetap saja meninggi apalagi banyak pelanggan yang baru mendapatkan Tesla Model 3 setelah menunggu hampir 3 tahun sejak Elon Musk perta kali menjanjikannya.
Di sisi lain, strategi penjualan secara online bersama dengan perubahan lain memberikan angin segar yait penurunan harga sekitar 6%. Tesla mengatakan dalam sebuah blog di situs resminya bahwa selama beberapa bulan ke depan Tesla akan mengurangi fungsi toko fisik, sambil berinvestasi pada sistem layanannya.
Penjualan hanya online ini merupakan langkah dramatis bagi perusahaan yang membanggakan diri di toko-toko ritel. Apalagi, pada Juni 2017 lalu Elon sempat mengumumkan bakal menambah jumlah toko untuk menjaring konsumen di segala penjuru.
Padahal, baru-baru ini Tesla juga mengatakan akan membuka 27 lokasi toko baru, menjadikan total toko dan pusat layanannya menjadi 378.
Di samping itu, Kamis lalu adalah ketiga kalinya Tesla menurunkan harga untuk mobil Model 3 yang mulanya seharga US$ 42.900. Versi US$ 35.000 yang baru ini memiliki kecepatan 130 mil per jam atau 209 kilometer (km) per jam secara maksimal.
Serta dapat menjelajah dari 0 mil per jam hingga 60 mil per jam dalam waktu 5,6 detik. Bagi konsumen yang rela merogoh kocek US$ 2.000 lebih Tesla juga menawarkan versi yang lebih cepat dengan jangkauan 240 mil atau 386 kilometer dan kecepatan tertinggi 140 mil per jam.
Model 3 milik Tesla seharga US$ 35.000 ini adalah peluang besar bagi penjualan Tesla yang sempat lesu sekaligus menjadi tantangan terbesar perusahaan. Termasuk upayanya untuk memasuki pasar di Eropa dan China sejalan dengan rencana pembangunan pabrik di Shanghai.
"Ini adalah pengubah permainan, ini benar-benar tepat seperti yang diperkirkan dan berpotensi baik karena kredit pajak akan terus menurun selama 2019," kata analis Wedbush Securities Daniel Ives.