kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Deflasi produsen China semakin dalam, inflasi konsumen menanjak


Selasa, 10 September 2019 / 12:01 WIB
Deflasi produsen China semakin dalam, inflasi konsumen menanjak
ILUSTRASI. Daging Babi


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga produsen China bulan Agustus menyusut pada laju paling tajam dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, harga pabrik ini jatuh lebih dalam ke wilayah deflasi dan memperkuat urgensi bagi Beijing untuk meningkatkan stimulus ekonomi di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Produser price index (PPI) China turun 0,8% secara tahunan pada Agustus. Penurunan ini melebar ketimbang penurunan bulan sebelumnya yang sebesar 0,3%. Ini adalah penurunan terburuk sejak Agustus 2016. Angka yang dirilis Biro Statistik Nasional ini sedikit lebih baik daripada prediksi polling Reuters yang meramal penurunan 0,9%.

"Dengan tekanan yang mereda dari sisi permintaan, kami melihat bahwa pelonggaran moneter lebih lanjut segera terlihat," ungkap Capital Economics dalam catatan yang dikutip Reuters.

Capital Economics memprediksi deflasi produsen ini akan makin dalam pada beberapa bulan mendatang. 

Baca Juga: Apple genjot penjualan iPhone dengan harga yang kompetitif

Jumat lalu, bank sentral China memangkas rasio pencadangan perbankan. Ini adalah pemangkasan ketujuh sejak awal 2018. Lewat pemangkasan ini, bank sentral berniat melonggarkan likuiditas sehingga bisa meningkatkan kredit.

China yang mencatat pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam 30 tahun terakhir diramal akan memangkas suku bunga acuan dalam beberapa pekan mendatang. Ini dilakukan untuk menurunkan biaya pinjaman korporasi.

Capital Economics mengatakan, lonjakan harga pangan tidak akan menjadi penghalang pelonggaran kebijakan. Indeks harga pangan China naik 10% dalam setahun per Agustus. Kenaikan ini lebih tinggi ketimbang Juli lalu yang mencapai 9,1%, dan mencapai level tertinggi sejak Januari 2012.

Baca Juga: Perang dagang mereda, harga emas turun lebih dari 3% dalam empat hari

Harga daging babi melonjak 46,7% pada bulan Agustus, melanjutkan kenaikan 27% pada bulan Juli lalu di tengah deman babi Afrika. Indeks harga konsumen alias consumer price index (CPI) naik 2,8% dari tahun sebelumnya, tidak berubah dari bulan Juli dan lebih tinggi daripada ekspektasi analis di 2,6%.

Pada basis bulanan, CPI tumbuh 0,7% mengikuti kenaikan 0,4% pada bulan Juli. Inflasi konsumen inti, yang tidak termasuk makanan dan bahan bakar, naik hingga 1,5% satu tahun setelah naik 1,3% pada bulan sebelumnya.

Deflasi produsen masuk bulan kedua

Lemahnya harga produsen juga terlihat baru-baru ini di ekonomi utama lainnya termasuk AS, Kanada, dan Zona Euro. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran atas permintaan di seluruh dunia karena perselisihan perdagangan China-AS membuat rantai pasokan global melonjak.

Baca Juga: Pensiun dari Alibaba Group mulai hari ini, Jack Ma menggelar pesta besar

Industri ekstraksi minyak dan gas China mencatat tekanan deflasi terbesar pada Agustus. Harga produsen sektor ini turun 9,1% secara tahunan.
Minyak, batubara dan industri pengolahan bahan bakar lainnya juga mencatat deflasi 5,9% pada bulan Agustus.

Permintaan untuk bahan bangunan utama pun turun pada bulan Agustus. Sementara aktivitas manufaktur berkontraksi lebih tajam dari yang diharapkan. Hingga kini pemerintah pusat tetap enggan untuk mengurangi pembatasan pada industri properti yang menjadi pendorong pertumbuhan utama. Pasalnya, pemerintah berniat menjaga agar harga rumah tetap terkendali.




TERBARU

[X]
×