kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Demi jegal Trump agar tak terpilih lagi, China rela perekonomiannya merosot


Kamis, 08 Agustus 2019 / 11:05 WIB
Demi jegal Trump agar tak terpilih lagi, China rela perekonomiannya merosot


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menurut investor global, China sepertinya akan mengambil langkah-langkah lanjutan demi memenangkan perang dagang. Dengan demikian, masa jabatan Presiden Donald Trump sebagai orang nomor satu di AS bakal terhenti hanya untuk satu periode saja.

Mengutip CNBC, banyak hal yang telah dilakukan China. Misalnya saja, menunda pembelian produk-produk pertanian AS sampai memperlemah posisi yuan. Kebijakan ini sebenarnya memiliki risiko yang sangat tinggi bagi ekonomi China.

Baca Juga: China patok nilai tengah yuan di 7,0039 per dollar, level terlemah sejak April 2008

"Banyak investor yang mengemukakan pandangannya bahwa China saat ini bersiap untuk mengalami pelemahan eknonomi (dan itu artinya perlambatan ekonomi global) untuk mencegah terpilihnya kembali Presiden Trump," jelas chief rates strategist Nomura Naka Matsuzawa.

Dia menyontohkan, untuk membalas kebijakan tarif impor Trump pekan lalu, China membalas dengan menunda pembelian produk-produk pertanian AS yang sudah pasti memukul para petani di Midwest. Asal tahu saja, ini merupakan negara bagian yang sangat krusial untuk kemenangan Trump pada pemilu 2020.

Baca Juga: Donald Trump sentil The Fed: Suku bunga harus dipangkas lebih besar

"China juga dapat memangkas kembali pembelian produk-produk pertanian, kemungkinan untuk memangkas jumlah dukungan Trump di daerah pedesaan menjelang pemilu 2020," kata Mark Maefele, global chief investment officer UBS.

Sebagai langkah anyar, China mengambil langkah yang sangat berisiko yakni devaluasi yang akan memicu hengkangnya dana asing dari China. Namun, lagi-lagi, kebijakan ini akan memukul Trump karena dia berulang kali memprotes penguatan dollar.

Baca Juga: Diberi label manipulator mata uang, ini dampaknya bagi sebuah negara


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×