Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Daily NK, memiliki sejumlah "reporter" bawah tanah di Utara yang menggunakan ponsel untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Perusahaan berita itu melaporkan, "Tambang tersebut saat ini beroperasi dengan kapasitas penuh, dengan pekerja yang bekerja dalam shift 22 jam setiap hari, di bawah pengawasan pengelola tambang."
"Komite partai tambang memerintahkan semua keluarga untuk keluar dan bekerja (di tambang)."
Sebagian besar pekerjaan konstruksi untuk rumah sakit para kaum elit negara itu telah selesai, tetapi pekerjaan akhir, seperti ubin dan pengecatan, molor dari jadwal. Sementara itu, perlu diketahui bahwa usia pensiun resmi di Korea Utara adalah 60 tahun, tetapi pemerintah yang berkuasa tersebut dapat menaikkan batas usia untuk proyek-proyek yang berhubungan dengan negara, sehingga laki-laki dan perempuan yang berusia hingga 75 tahun dapat bekerja di pertambangan.
Baca juga: Inilah 11 buah-buahan penurun berat badan, pas dikonsumsi jika sedang diet karbo
Sebuah sumber mengatakan kepada Daily NK, "Orang-orang tua dengan penglihatan yang buruk dan yang bahkan tidak dapat berjalan dengan baik khawatir bahwa mereka secara efektif dipanggil menuju pemakaman mereka sendiri.
"Mereka sangat kesal dan mengutuk pejabat yang bertanggung jawab."
Para pejabat telah menyatakan bahwa para pekerja perlu mengumpulkan 10 ton kalsium karbonat mulai bulan depan agar sentuhan akhir dapat dilakukan di rumah sakit yang berjarak 200 mil dari tambang. Fasilitas ini hanya terbuka untuk elit masyarakat Korea Utara.
Kim Jong Un sangat sadar bahwa, seperti kakek dan ayahnya sebelumnya, dia membutuhkan dukungan dari kelas atas dalam masyarakat Komunisnya untuk tetap berkuasa. Dia menggunakan suap, seperti fasilitas kesehatan dan rekreasi yang lebih baik, untuk menjamin dukungan.
Para pekerja tambang paksa mengeluh tentang kondisi kerja yang berbahaya tersebut, yang mana mereka tidak lagi memiliki cukup waktu untuk merawat atau mengumpulkan hasil panen yang akan dibutuhkan selama bulan-bulan musim dingin.
Sumber Daily NK menambahkan, "Orang perlu merawat lahan mereka sendiri dengan pupuk untuk bertahan hidup, tetapi mereka malah dimobilisasi untuk bekerja tambang."
"Untuk menambah penghinaan terhadap cedera, orang-orang yang dipaksa bekerja di tambang berjuang karena mereka tidak dapat memperoleh cukup makanan."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kim Jong Un Pekerjakan Pensiunan dan Anak-anak dalam Proyek Tambang Ambisius",
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca