Sumber: Defense News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Tahun 2020 mungkin jadi tahun yang sibuk bagi militer banyak negara. Termasuk Israel yang kini berharap bisa menjalin kerja sama dengan AS untuk mengembangkan laser anti-rudal.
Organisasi Pertahanan Rudal Israel (IMDA) ingin mengembangkan kemampuan energi terarah, dan kabarnya sedang dalam pembicaraan awal dengan Pentagon tentang kemungkinan adanya kolaborasi antara kedua negara.
"Energi terarah adalah sesuatu yang kami katakan bisa memainkan peran utama untuk masa depan Israel, dan juga AS. Kami sedang mencari cara untuk melakukan lebih banyak kerja sama dengan AS dalam teknologi itu," ungkap direktur IMDA, Moshe Patel, kepada Defense News.
Untuk saat ini pihak Israel masih perlu mengatasi beberapa masalah klasifikasi, kebijakan, dan berharap bisa memperbesar kapabilitas di bidang ini bersama dengan AS.
Baca Juga: Angkatan Laut Israel segera punya kapal perang baru, ini kehebatannya
Israel dan AS telah memiliki sejarah hubungan pertahanan yang cukup panjang, termasuk yang berkaitan dengan kolaborasi pengadaan program pertahanan rudal.
Kedua negara telah bekerja sama untuk mengembangkan sistem Arrow dan David's Sling. Sedangkan sistem Iron Dome milik Israel juga mendapatkan dukungan dana langsung dari AS.
Kesepakatan kerja sama Israel-AS selama 10 tahun
Kepada Defense News, Moshe Patel mengatakan bahwa ada kesepatakan kolaborasi selama 10 tahun antara IMDA dan Badan Pertahanan Rudal Amerika (MDA). Kolaborasi ini berfokus pada tiga program, termasuk perubahan perangkat keras dan perangkat lunak.
Patel menjelaskan bahwa beberapa proyek masih dirahasaikan. Saat ini beberapa teknologi sudah berkembang dengan baik dan mereka hanya perlu memodifikasinya agar sesuai dengan perubahan yang ada di lapangan.
Baca Juga: Menhan AS nyatakan komitmen untuk menjaga hubungan militer dengan Israel
Ia juga mengakui kalau energi terarah yang merujuk pada laser anti-rudal merupakan bidang kolaborasi yang utama karena diklaim telah menarik minat berkelanjutan anggota Kongres AS.
Tom Karako, seorang ahli pertahanan rudal di Pusat Kajian Strategis dan Internasional AS, mengatakan bahwa kesepakatan kolaborasi 10 tahun akan menguntungkan kedua belah pihak.
Terkait dengan laser anti-rudal, ia menilai hal ini harus menjadi bagian dari solusi menyeluruh untuk melawan peningkatan jumlah dan jenis ancaman udara.
"Baik AS maupun Israel akan mendapat manfaat dari menggabungkan energi yang diarahka ke unit pertahanan udara (laser anti-rudal), serta untuk kemampuan serangan," ungkap Karako.
Selain laser anti-rudal yang menjadi fokus saat ini, Patel juga menyinggung kemungkinan kolaborasi lain mengenai sistem pertahanan rudal hypersonic yang masih dibicarakan.