Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/HONG KONG. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa ia sudah memerintahkan pemerintahannya untuk memulai proses menghilangkan perlakuan khusus bagi Hong Kong untuk menghukum China seiring rencananya untuk memberlakukan undang-undang keamanan baru di sana.
Melansir Reuters, dalam pengumumannya saat konferensi pers Gedung Putih, Trump mengarahkan beberapa retorika terberatnya terhadap China, dengan mengatakan bahwa hal itu melanggar kata-kata tentang otonomi Hong Kong.
Trump menyebut ini sebuah tragedi bagi rakyat Hong Kong, China dan dunia. Sebelumnya, Trump juga menyerang terkait penanganan pandemi virus corona di Beijing, yang dimulai di kota Wuhan, China. Trump mengatakan akibat "penyimpangan" yang dilakukan, China harus bertanggung jawab atas penderitaan besar dan kerusakan ekonomi di seluruh dunia.
Baca Juga: Peringatan, China ambil tindakan balasan jika AS terus campuri urusan Beijing
"Kami akan mengambil tindakan untuk mencabut perlakuan istimewa Hong Kong sebagai wilayah pabean dan perjalanan yang terpisah dari seluruh Tiongkok," kata Trump. Dia juga menambahkan bahwa Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi pada individu yang dianggap bertanggung jawab atas hilangnya kebebasan di Hong Kong.
Trump mengatakan, "Pengumuman ini akan mempengaruhi berbagai perjanjian yang kita miliki dengan Hong Kong, mulai dari perjanjian ekstradisi AS untuk mengekspor kontrol pada teknologi penggunaan ganda dan lebih banyak lagi, dengan sedikit pengecualian."
Baca Juga: India tolak tawaran Trump untuk jadi penengah atas konflik di perbatasan dengan China
"Tindakan kami akan kuat, tindakan kami akan berarti," tambah Trump seperti yang dikutip Reuters.
Trump tidak memberikan kerangka waktu untuk tindakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ia mungkin mencoba untuk membeli waktu sebelum memutuskan apakah akan menerapkan langkah-langkah paling drastis yang telah menarik perlawanan kuat dari perusahaan AS yang beroperasi di wilayah tersebut.
Trump juga mengatakan, dirinya akan mengeluarkan pengumuman pada hari Jumat untuk lebih melindungi penelitian penting universitas dengan menghentikan masuknya warga negara asing dari China yang diidentifikasi sebagai risiko keamanan potensial.
Sejumlah sumber Reuters, termasuk pejabat senior AS, mengatakan bahwa langkah terakhir diprediksi bisa berdampak pada sekitar 3.000 hingga 5.000 mahasiswa pascasarjana China.
Baca Juga: Takut ada mata-mata, AS berencana membatalkan visa mahasiswa pascasarjana asal China
Retorika keras Trump terhadap China datang di tengah kampanye pemilihan ulang tahun 2020, di mana jajak pendapat menunjukkan pemilih AS semakin tidak menyukai Beijing, terutama karena virus corona baru.
Namun, Trump mungkin sadar bahwa keretakan yang lebih serius dengan China dapat mengubah kesepakatan perdagangannya yang sulit di Tahap I dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, yang telah ia andalkan untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan pertanian AS.
Baca Juga: Tiga kali di tahun ini, Angkatan Laut AS tantang klaim China di Laut China Selatan
Dia juga harus memperhitungkan pengaruhnya pada lebih dari 1.300 perusahaan AS yang memiliki kantor di Hong Kong dan menyediakan sekitar 100.000 lapangan pekerjaan.
Pengumuman Trump mengikuti rencana China untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru di negara kota bekas jajahan Inggris itu. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan wilayah itu tidak lagi membutuhkan perlakuan khusus di bawah hukum AS yang memungkinkannya untuk tetap menjadi pusat keuangan global.
Sebelumnya, pemerintah Hong Kong yang didukung Beijing mengatakan kepada Amerika Serikat agar tidak terlibat dalam perdebatan tentang undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Tiongkok, dan memperingatkan bahwa penarikan status khusus pusat keuangan di bawah hukum AS bisa menjadi bumerang bagi ekonomi Amerika.
"Sanksi apa pun yang akan diterapkan AS adalah pedang bermata dua yang tidak hanya akan merugikan kepentingan Hong Kong tetapi juga secara signifikan bagi AS," kata pemerintah Hong Kong dalam sebuah pernyataan Kamis malam.
Baca Juga: Mahasiswa pascasarjana China diramal jadi korban ketegangan AS-China selanjutnya
Dijelaskan bahwa pada periode 2009 hingga 2018, secara kumulatif surplus perdagangan AS dengan Hong Kong mencapai US$ 297 miliar. Ini merupakan yang terbesar di antara semua mitra dagang AS.
Sementara itu, dalam penegasan terbaru otoritas Beijing atas Hong Kong, Kementerian Keamanan Publik China (MPS) mengatakan akan "mengarahkan dan mendukung polisi Hong Kong untuk menghentikan kekerasan dan memulihkan ketertiban."
Baca Juga: Pemerintah Hong Kong: Pencabutan status khusus adalah pedang bermata dua bagi AS
Otoritas Tiongkok dan pemerintah Hong Kong mengatakan, undang-undang itu tidak mengancam otonomi kota dan kepentingan investor asing akan dilestarikan.