Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Aksi unjuk rasa di Hong Kong kembali berujung ricuh. Jumat (6/9), polisi Hong Kong menembakkan peluru karet, gas air mata, dan semprotan merica untuk membubarkan pengunjuk rasa di luar stasiun kereta bawah tanah di Semenanjung Kowloon yang padat penduduk.
Ini merupakan bentrokan terbaru dalam 14 minggu demonstrasi anti-pemerintah yang tidak berkesudahan. Padahal, Rabu (4/9), Pemerintah Hong Kong sudah menarik Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi.
Baca Juga: Pemimpin Hong Kong: Kami tidak bisa menghentikan krisis segera
Reuters melaporkan, ratusan pengunjuk rasa yang sebagian besar menggunakan topeng dan pakaian hitam, berlindung di balik payung dan barikade yang terbuat dari pagar jalan. Beberapa mencoba menerobos pagar besi untuk memasuki stasiun tempat mereka menurunkan tanda-tanda dan menempelkan grafiti di dinding.
"Kami marah pada polisi dan marah pada pemerintah," kata Justin, salah satu pengunjuk rasa yang berpakaian hitam dan mengenakan hoodie seperti dikutip Reuters. “Polisi sangat brutal dengan kami di stasiun ini. Kami tidak bisa membiarkan mereka lolos begitu saja,” imbuh pria 23 tahun ini.
Hingga Jumat malam, ratusan pendemo masih berkumpul di luar stasiun Pangeran Edward di Mong Kok, salah satu daerah paling padat penduduk di dunia. Polisi kemudian menembakkan senapan beanbag dan menggunakan semprotan merica untuk membubarkan para demonstran.
Baca Juga: Hong Kong bersiap-siap hadapi unjuk rasa besar-besaran
Harapan dari aksi tersebut, jumlah kerumunan membengkak sampai malam hari. Sebab, Hong Kong bersiap untuk demonstrasi besar-besaran besok (7/9) yang bertujuan untuk mengganggu jaringan transportasi ke bandara.
Bandara Internasional Hong Kong mengumumkan, hanya penumpang dengan tiket yang diizinkan menggunakan layanan kereta Airport Express pada Sabtu (7/9) dan naik dari pusat Kota Hong Kong. Kereta tidak akan berhenti dalam perjalanannya.