kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Denmark: Mutasi virus corona yang berasal dari cerpelai kemungkinan besar punah


Kamis, 19 November 2020 / 20:10 WIB
Denmark: Mutasi virus corona yang berasal dari cerpelai kemungkinan besar punah
ILUSTRASI. Mutasi virus corona baru yang berasal dari peternakan cerpelai di Denmark kemungkinan besar punah.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - KOPENHAGEN. Mutasi virus corona baru yang berasal dari peternakan cerpelai di Denmark "kemungkinan besar" punah, Kementerian Kesehatan Denmark mengatakan, di tengah kekhawatiran strain baru itu bisa membahayakan pengembangan vaksin COVID-19.

"Tidak ada lagi kasus varian cerpelai dengan 5 kluster yang telah terdeteksi sejak 15 September. Itulah sebabnya, Institut Serum Negara menilai, varian ini kemungkinan besar telah punah," kata Kementerian Kesehatan Denmark dalam pernyataan Kamis (19/11) seperti dikutip Reuters.

Dua minggu lalu, Denmark memerintahkan semua cerpelai yang dibudidayakan di wilayah mereka dimusnahkan untuk mengekang wabah virus corona yang meluas di peternakan.

Situasi ini diperburuk oleh penemuan varian baru dari virus corona yang bermutasi, yang menurut pihak berwenang menunjukkan berkurangnya sensitivitas terhadap antibodi.

Baca Juga: Waspada! WHO: Mutasi virus corona dari cerpelai sangat berbahaya

Pada Rabu (18/11), Menteri Pangan dan Pertanian Denmark mengundurkan diri menyusul pernyataan pemerintah bahwa mereka tidak memiliki dasar hukum yang tepat di balik perintah pemusnahan tersebut. Sehingga, perintah itu berpotensi melanggar konstitusi.

Partai-partai oposisi di Denmark meminta Perdana Menteri Mette Frederiksen untuk mundur juga. Mereka mengatakan, Frederiksen pada akhirnya harus bertanggungjawab.

Frederiksen telah meminta maaf secara terbuka, tetapi mempertahankan keputusan untuk memusnahkan semua cerpelai sebagai tindakan masuk akal dan berdasarkan penilaian oleh otoritas kesehatan.

Selanjutnya: Mutasi virus corona ditemukan di cerpelai dan menular ke manusia, WHO waspada


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×