kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Setelah Ancaman Trump, China Janjikan Dukungan Lebih Besar untuk Rusia


Rabu, 16 Juli 2025 / 08:50 WIB
Setelah Ancaman Trump, China Janjikan Dukungan Lebih Besar untuk Rusia
ILUSTRASI. China telah berjanji untuk memperdalam dukungannya kepada Rusia setelah Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif kepada mitra dagang Moskow. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - China telah berjanji untuk memperdalam dukungannya kepada Rusia setelah Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif kepada mitra dagang Moskow.

Xi Jinping, Presiden Tiongkok, mengatakan bahwa Beijing dan Moskow harus memperkuat dukungan timbal balik di forum multilateral. Hal itu dia ungkapkan setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Beijing.

Mengutip The Telegraph, Xi menambahkan bahwa kepercayaan antara Tiongkok dan Rusia semakin "mendalam", dan kedua negara telah menetapkan model untuk jenis hubungan internasional yang baru.

Mengingatkan saja, pada Senin (14/7/2025), Trump yang frustrasi mengancam akan mengenakan tarif 100% kepada mitra dagang utama Rusia, termasuk Tiongkok, jika Putin tidak menandatangani perjanjian damai dalam 50 hari. 

Ia juga mengumumkan rencana untuk menjual senjata senilai miliaran dolar ke Ukraina melalui anggota aliansi NATO, termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman.

Ancaman Trump pada dasarnya mempertaruhkan masa depan ekonomi Tiongkok, karena memaksa Beijing untuk memilih antara pertumbuhan domestik atau tetap bersama mitra strategisnya, Rusia.

Baca Juga: Trum Ancam Kenakan Tarif 100%, Ini Tanggapan Santai Rusia

Tiongkok menanggapi ancaman Trump dengan mengatakan bahwa mereka dengan tegas menentang semua sanksi sepihak yang ilegal oleh AS.

AS dan Tiongkok telah terlibat dalam perang dagang yang saling balas sejak Trump menjabat untuk masa jabatan keduanya pada bulan Januari, dengan kedua belah pihak menaikkan tarif hingga lebih dari 100% pada satu titik sebelum akhirnya meredakan ketegangan untuk mencapai konsensus sementara.

Beijing, sekutu diplomatik dan ekonomi Moskow, mengklaim netral dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. 

Namun, menurut laporan yang bocor dari pertemuan dengan para pejabat Uni Eropa, menteri luar negeri Tiongkok mengatakan bulan lalu bahwa mereka tidak mampu membiarkan Rusia kalah dalam perang karena khawatir Washington kemudian akan mengalihkan fokusnya ke Beijing.

Rusia tidak peduli

Ancaman tarif Trump ditepis oleh seorang pejabat senior Rusia pada hari Selasa sebagai "ultimatum teatrikal", meskipun Putin belum menanggapi secara resmi.

"Trump mengeluarkan ultimatum dramatis kepada Kremlin," tulis Dmitry Medvedev, yang pernah menjadi presiden negara itu, di X. 

Dia menambahkan, "Dunia bergidik, mengantisipasi konsekuensinya. Eropa yang agresif kecewa. Rusia tidak peduli."

Tonton: Trump Ancam Rusia dengan Tarif 100% Jika Tak Capai Gencatan Senjata Dalam 50 Hari

Pada hari Selasa, Trump mengatakan ia kecewa tetapi belum selesai dengan Putin dalam sebuah wawancara dengan BBC.

Selanjutnya: Intip Rekomendasi Saham BBRI, WIFI, CTRA dari RHB Sekuritas untuk Hari Ini (16/7)

Menarik Dibaca: IHSG Menuju Resistance, Ini Rekomendasi Saham dari BNI Sekuritas Hari Ini




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×