Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Departemen Luar Negeri AS akhirnya menyetujui potensi penjualan senjata ke Taiwan yang diajukan Pentagon. Penjualan sistem pertahanan pantai ini ditaksir akan senilai US$ 2,37 miliar.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS juga sudah menyetujui potensi penjualan tiga sistem senjata lain ke Taiwan, yang terdiri dari sensor, rudal, dan artileri dengan nilai mencapai US$ 1,8 miliar.
Pemberitahuan resmi pada hari Senin (26/10) yang disampaikan Departemen Luar Negeri kepada Kongres mencakup usulan penjualan hingga 100 Harpoon Coastal Defense Systems (HCDS), termasuk di antaranya adalah 400 RGM-84L-4 Harpoon Block II Surface Launched Missiles untuk dijadikan sebagai rudal jelajah pertahanan pesisir.
Baca Juga: Meluncur 9.600 km per jam, rudal hipersonik ini akan jadi andalan Angkatan Udara AS
Pekan lalu Departemen Luar Negeri AS juga telah mengirimkan pemberitahuan ke Capitol Hill terkait tahap pertama penualan senjata yang teridiri dari peluncur roket berbasis truk yang dibuat oleh Lockheed, rudal Standoff Land Attack Missile Expanded Response (SLAM-ER) dan peralatan terkait yang dibuat oleh Boeing Co, dan pod sensor eksternal untuk jet F-16.
Setelah ini Kongres akan menimbang permintaan selama 30 hari, kemungkinan untuk ditolak masih ada. Namun jika melihat dukungan bipartisan yang luas untuk Taiwan, izin ini hampir pasti diberikan.
Merespons pengumuman ini, pihak Beijing langsung berencana memberikan sanksi kepada sejumlah perusahaan alat militer yang akan berperan dalam penjualan ini.
Baca Juga: Pentagon mendapat persetujuan atas potensi penjualan senjata ke Taiwan
Reuters mengabarkan bahwa seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa China akan menjatuhkan sanksi pada Lockheed Martin, Boeing Defense, Raytheon dan perusahaan AS lainnya yang dikatakan terlibat dalam penjualan senjata Washington ke Taiwan.
Departemen Luar Negeri AS menyesalkan tindakan China tersebut, mengatakan bahwa keputusan penjualan senjata ke Taiwan merupakan sesuatu yang sah.
"Kami menyesalkan upaya Beijing untuk memberi balasan terhadap perusahaan AS dan perusahaan asing lain yang terlibat dalam penjualan senjata yang mendukung persyaratan pertahanan diri Taiwan yang sah," ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri A.S. Morgan Ortagus, seperti dikutip Reuters.
Langkah AS yang akhirnya akan segera menjual senjata ke Taiwan ini diambil untuk meningkatkan tekanan terhadap China. Pemerintahan Trump juga ada dalam kekhawatiran terkait adanya upaya China untuk menekan Taiwan.
Sampai saat ini China masih melihat Taiwan sebagai provinsi yang memberontak dari China. Pemerintah di Beijing akan berupaya untuk merangkul kembali Taiwan dengan cara apapun, bahkan dengan kekerasan.