kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pentagon mendapat persetujuan atas potensi penjualan senjata ke Taiwan


Kamis, 22 Oktober 2020 / 10:24 WIB
Pentagon mendapat persetujuan atas potensi penjualan senjata ke Taiwan
ILUSTRASI. Setidaknya akan ada tiga sistem persenjataan yang berpotensi dijual AS ke Taiwan.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui potensi penjualan senjata Pentagon ke Taiwan. Setidaknya ada tiga sistem persenjataan yang akan ditawarkan Pentagon ke Taiwan.

Pentagon mengabarkan pada hari Rabu (21/10) waktu setempat bahwa sistem persenjataan yang akan dijual antara lain adalah sensor, rudal, serta artileri. Total penjualan ditaksir mencapai US$ 1,8 miliar.

Pekan lalu, Reuters sempat mengabarkan bahwa Gedung Putih akan mengizinkan penjualan senjata ke Taiwan dalam lima fase terpisah. Dari lima penjualan tersebut, AS akan menerima sekitar US$ 5 miliar.

Kebijakan ini diambil karena pemerintahan Trump berupaya untuk meningkatkan tekanan terhadap China, terutama terkait upaya China yang mulai kembali menekan Taiwan.

Dalam laporan terbaru ini, sejumlah sistem persenjataan yang disinggung antara lain adalah 11 unit peluncur roket berbasis truk yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp. Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) ini diperkirakan seharga US$ 436,1 juta.

Baca Juga: AS akan pasangkan rudal hipersonik ke kapal destroyer hingga kapal selam

Senjata lain yang juga akan dijual ke Taiwan adalah 135 Rudal AGM-84H Standoff Land Attack Missile Expanded Response (SLAM-ER) dan peralatan terkait yang dibuat oleh Boeing Co. Semuanya diperkirakan seharga US$ 1,008 miliar.

Terakhir, ada enam pod sensor eksternal MS-110 Recce yang dibuat oleh Collins Aerospace untuk pesawat tempur, harganya ditaksir mencapai US$ 367,2 juta.

Tidak hanya itu, Kongres juga diharapkan segera mengumumkan izin lain dalam penjualan drone yang dibuat oleh General Atomics dan rudal anti-kapal Harpoon berbasis darat, yang dibuat oleh Boeing. Reuters melaporkan bahwa 100 stasiun rudal jelajah dan 400 rudal akan dijual dengan harga mencapai US$ 2 miliar.

Setelah ini pihak Kongres akan membutuhkan waktu 30 hari untuk mempertimbangkan permintaan ini sebelum akhirnya resmi disetujui, atau bahkan ditolak.

Kementerian pertahanan dan luar negeri di Taiwan menyambut baik berita tersebut, dengan mengatakan senjata itu akan membantu meningkatkan kemampuan pertahanan.

"Penjualan senjata ini menunjukkan bahwa AS sangat mementingkan posisi strategis kawasan Indo-Pasifik dan Selat Taiwan, mereka secara aktif membantu Taiwan dalam memperkuat kemampuan pertahanan kita secara keseluruhan," ungkap Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti dikutip Reuters.

Selanjutnya: Kunjungi pangkalan Angkatan Laut China, Xi Jinping: Siap-Siap perang!




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×