Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Deutsche Bank memperingatkan bahwa inflasi yang menjadi masalah global saat ini berpotensi bertahan lebih lama dan menyulut krisis ekonomi pada tahun-tahun mendatang.
Melansir CNBC, Selasa (8/6), dalam perkiraan yang jauh di luar konsensus dari pembuat kebijakan dan Wall Street, Deutsche Bank mengeluarkan peringatan yang mengerikan bahwa berfokus pada stimulus sambil mengabaikan ketakutan inflasi akan terbukti menjadi kesalahan jika tidak dalam waktu dekat pada tahun 2023 dan seterusnya.
Analisis ini terutama menunjuk pada Federal Reserve dan kerangka kerja barunya di mana The Fed akan mentolerir inflasi yang lebih tinggi demi pemulihan penuh dan inklusif.
Deutsche Bank berpendapat bahwa niat The Fed untuk tidak memperketat kebijakan sampai inflasi menunjukkan kenaikan yang berkelanjutan akan memiliki dampak yang mengerikan.
Baca Juga: Terlambat Menutup Posisi, Credit Suisse dan Nomura Menanggung Rugi
"Konsekuensi dari penundaan akan menjadi gangguan yang lebih besar dari aktivitas ekonomi dan keuangan daripada yang akan terjadi ketika Fed akhirnya bertindak," kepala ekonom Deutsche, David Folkerts-Landau.
“Pada gilirannya, ini dapat menciptakan resesi yang signifikan dan memicu rantai kesulitan keuangan di seluruh dunia, terutama di pasar negara berkembang,” sambungnya.
Sebagai bagian dari pendekatannya terhadap inflasi, The Fed tidak akan menaikkan suku bunga atau membatasi program pembelian asetnya sampai The Fed melihat kemajuan lebih lanjut yang substansial menuju tujuan inklusifnya. Beberapa pejabat bank sentral mengatakan mereka tidak mendekati tujuan tersebut.
Sementara itu, indikator seperti harga konsumen dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi jauh di atas sasaran inflasi 2% The Fed.
Pembuat kebijakan mengatakan kenaikan inflasi saat ini bersifat sementara dan akan mereda setelah gangguan pasokan dan efek dasar dari bulan-bulan awal krisis pandemi virus corona hilang.