kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di bawah Mitsubishi, Lawson menata ulang bisnis


Sabtu, 15 April 2017 / 13:00 WIB
Di bawah Mitsubishi, Lawson menata ulang bisnis


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Dupla Kartini

SALAH satu pemain convenience store besar asal Jepang, Lawson siap memulai lembaran baru. Di bawah komando Mitsubishi Corp. sebagai pemegang mayoritas saham yang baru, Lawson berhasrat mengembalikan kejayaannya.

Satu perubahan mendasar terbaru adalah pengumuman pengunduran diri sang Chairman, Genichi Tamatsuka. Hal itu terjadi pada Rabu (12/4), seperti diberitakan asia.nikkei.com.

Tamatsuka akan mengakhiri masa masa jabatannya pada akhir Mei 2017. Adapun Presiden Lawson, Sadanobu Takemasu, tetap pada posisinya dan menjadi pemimpin tertinggi di Lawson. Hal ini sekaligus mengakhiri struktur dual kepemimpinan yang terjadi selama ini ditubuh Lawson.

"Top manajer sudah seharusnya dipegang satu orang. Pengunduran diri ini 60% demi kepentingan Lawson, dan 40% untuk alasan pribadi saya," tutur Tamatsuka, saat konferensi pers.

Pengunduran diri Tamatsuka, sejatinya tidak sepenuhnya di luar dugaan, seiring penambahan kepemilikan saham Mitsubishi pada Februari lalu. Sejak itu, Tamatsuka diminta lebih fokus mengatur tata kelola perusahaan. Adapun Takemasu mengambil peran lebih besar dalam mengendalikan manajemen perusahaan.

Tamatsuka bergabung di Lawson sejak tahun 2010. Dia direkrut Presiden Lawson saat itu, Takeshi Niinami yang kini memimpin Suntory Holdings. Saat akan pergi, Niinami sempat mendorong Tamatsuka menduduki jabatan chairman sekaligus presiden.

Di masa kepemimpinan Tamatsuka, Lawson melancarkan ekspansi dengan mencaplok operator supermarket Seijo Ishii, Cinemas dan perusahaan lain. Namun aksi itu tak mendorong bisnis utama Lawson yakni convenience store tumbuh pesat.

Pertumbuhan penjualan seluruh gerai Lawson pada kuartal I melambat dari sebelumnya 7,1% di tahun fiskal 2015, menjadi 5,2% di tahun fiskal 2016. Dan terus menurun ke posisi 4,3% ditahun fiskal 2017.

Kinerja Lawson masih jauh tertinggal dari sang pemimpin bisnis convenience store di Jepang, Seven-Eleven yang dikelola Seven & i Holdings. Sebagai perbandingan, satu gerai Seven-Eleven rata-rata mencetak penjualan 657.000 atau setara Rp 79 juta per hari. Sementara gerai Lawson mencetak rata-rata pendapatan 540.000.

Perubahan yang akan dilakukan Mitsubishi pada tahap awal adalah mengubah nama atas 281 gerai Lawson, dengan tetap menggunakan nama Lawson di awal nama gerai yang baru nanti.

Tak hanya itu. Lawson, lanjut Takemasu, juga akan mengeksplorasi kerjasama dengan perusahaan pengelola supermarket lainnya. Dalam jangka menengah, perusahaan ini juga mengincar pertumbuhan gerai dari saat ini 13.000 menjadi 18.000 gerai. Serta meningkatkan pendapatan per gerai menjadi 600.000 per hari. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×