Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Media pemerintah Tiongkok memberikan liputan luas pada aksi unjuk rasa dengan kekerasan di kota-kota di seluruh Amerika Serikat. Hal ini juga menjadi topik hangat di media sosial China.
Melansir Reuters, kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun, saat berada dalam tahanan polisi pekan lalu telah memicu aksi demonstrasi dan keresahan di seluruh negara yang terpecah secara politik dan ras itu.
Media CCTV milik pemerintah China, misalnya, menyiarkan sebagian wawancara saudara George Floyd, Philonise Floyd, yang dilansir dari saluran berita AS MSNBC dalam siaran siang hari Senin. Philonise mengatakan, Presiden AS Donald Trump tidak memberinya kesempatan untuk berbicara selama panggilan telepon di mana saat itu dia menangis ketika bercerita tentang saudaranya.
Baca Juga: Donald Trum perintahkan gubernur negara bagian Amerika Serikat lebih keras ke perusuh
Saat kerusuhan di kota-kota AS telah banyak dilaporkan oleh media internasional, minat China terkait berita ini menjadi perhatian karena dilakukan di saat hubungan antara keduanya semakin memanas.
CCTV menampilkan laporan dari salah satu reporternya yang meliput pengunjuk rasa di Minnesota, serta video pendek yang direkam oleh warga Amerika yang menggambarkan kekerasan polisi terhadap para pengunjuk rasa.
Baca Juga: Amerika Serikat rusuh, Donald Trump telepon Vladimir Putin, ini yang dibicarakan
Di platform media sosial China, Weibo, setidaknya lima item berita tentang aksi protes itu termasuk di antara 20 topik yang hangat diberitakan pada tengah hari. Berita terpanas adalah laporan bahwa Trump sempat dilarikan ke bunker bawah tanah ketika para pengunjuk rasa mengepung Gedung Putih.
Di Twitter, aksi protes juga ditampilkan secara luas di antara 20 item trending teratas, dengan tagar #BunkerBoy di posisi kedua yang menonjol.
Bagi beberapa analis, liputan media China tentang aksi protes menggemakan laporan mereka tentang situasi virus corona di Amerika Serikat.
"Hal pertama yang mereka ingin tunjukkan adalah bahwa Partai Komunis melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam hal memerangi virus corona dan mengelola masyarakat. Itu pesan utama: A.S. tidak baik," kata Alfred Wu, profesor di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di Universitas Nasional di Singapura, kepada Reuters.
Baca Juga: Rusuh Amerika berlanjut Paspampres sempat sembunyikan Donal Trump di bunker
Beberapa media Tiongkok juga telah membuat perbandingan antara aksi protes AS dengan Hong Kong, yang merupakan hotspot terakhir dalam ketegangan AS dan China. Seperti yang diketahui, Trump telah memulai proses menghilangkan perlakuan khusus AS untuk Hong Kong untuk menghukum keputusan Beijing yang memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru di wilayah tersebut.
China Daily, media yang dikelola pemerintah, memposting kartun politik yang memperlihatkan seorang pasien virus corona yang mengatakan "Aku tidak bisa bernapas". Ini merupakan kata-kata terakhir dari Floyd - ketika sosok yang menyerupai Trump berjalan pergi setelah memotong garis ke tangki oksigen berlabel "WHO".
Baca Juga: Viral foto pria bertato peta Indonesia dalam demo rusuh di AS, ini penjelasan pelaku
Hal itu merujuk pada keputusannya untuk menarik Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Jumat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menulis di Twitter pada hari Sabtu “Saya tidak bisa bernafas” sebagai tanggapan atas tweet dari juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus yang mengkritik tindakan China di Hong Kong.