Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Bagi beberapa analis, liputan media China tentang aksi protes menggemakan laporan mereka tentang situasi virus corona di Amerika Serikat.
"Hal pertama yang mereka ingin tunjukkan adalah bahwa Partai Komunis melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam hal memerangi virus corona dan mengelola masyarakat. Itu pesan utama: A.S. tidak baik," kata Alfred Wu, profesor di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di Universitas Nasional di Singapura, kepada Reuters.
Baca Juga: Rusuh Amerika berlanjut Paspampres sempat sembunyikan Donal Trump di bunker
Beberapa media Tiongkok juga telah membuat perbandingan antara aksi protes AS dengan Hong Kong, yang merupakan hotspot terakhir dalam ketegangan AS dan China. Seperti yang diketahui, Trump telah memulai proses menghilangkan perlakuan khusus AS untuk Hong Kong untuk menghukum keputusan Beijing yang memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru di wilayah tersebut.
China Daily, media yang dikelola pemerintah, memposting kartun politik yang memperlihatkan seorang pasien virus corona yang mengatakan "Aku tidak bisa bernapas". Ini merupakan kata-kata terakhir dari Floyd - ketika sosok yang menyerupai Trump berjalan pergi setelah memotong garis ke tangki oksigen berlabel "WHO".
Baca Juga: Viral foto pria bertato peta Indonesia dalam demo rusuh di AS, ini penjelasan pelaku
Hal itu merujuk pada keputusannya untuk menarik Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Jumat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menulis di Twitter pada hari Sabtu “Saya tidak bisa bernafas” sebagai tanggapan atas tweet dari juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus yang mengkritik tindakan China di Hong Kong.