Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara, pihak berwenang mengungkapkan, petugas medis yang meninggal juga bertanggung jawab untuk mendistribusikan pasokan medis dari Klinik Maji. Di sisi lain, Song memiliki kakak yang berjarak dua tahun lebih tua darinya yang saat ini masih berada di Wuhan.
Selama Kota Wuhan masih dikarantina, sang kakak mengisahkan, Song Yangjie juga memberi dukungan kepada kakaknya selama masa-masa sulit. Bahkan, sang kakak tidak percaya kalau adiknya saat ini telah tiada.
Baca Juga: Bebas visa ke Jeju ditangguhkan, termasuk untuk wisatawan Indonesia
"Dia selalu membantu pekerjaan di rumah dan dianggap sangat berhasil oleh bosnya. Kepergiannya benar-benar berita buruk bagi keluarga kami," ujar sang kakak kepada outlet berita lokal The Paper.
Karantina di Wuhan Kemudian, ayah Song mengungkapkan, soal anaknya yang terkarantina di Wuhan, ia merasa sangat khawatir. "Anak saya di Wuhan dan tidak bisa kembali. Ada pengkarantinaan. Anda bertanya kepada saya apakah saya khawatir? Tentu saja saya khawatir," ujar ayah Song kepada sumber yang sama.
Baca Juga: Sudah 10 hari lebih terkunci dari dunia luar, begini cara warga Wuhan menghibur diri
Sang ayah juga mengungkapkan kesedihannya begitu mendengar salah satu putranya yang berjuang melawan virus mematikan itu telah meninggal dunia. "Sekarang dia meninggal, saya patah hati," ujar sang ayah. Terkait pengorbanan Song Yangjie, pejabat setempat membantu keluarga Song untuk menangani akibat dari kejadian itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Song Yingjie, Dokter di China Meninggal Diduga akibat Kelelahan Tangani Virus Corona"
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Sari Hardiyanto