kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dipimpin AS, aliansi 7 negara luncurkan proyek penelitian wilayah kutub


Senin, 12 April 2021 / 14:28 WIB
Dipimpin AS, aliansi 7 negara luncurkan proyek penelitian wilayah kutub
ILUSTRASI. Kapal Arctic Sunrise milik Greenpeace berada dekat es mengapung di Samudera Arktik, Senin (14/9/2020).


Sumber: C4ISRNET | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Depatemen Pertahanan AS akan jadi pemimpin dalam proyek penelitian wilayah kutub Bumi bersama enam negara lainnya. Proyek baru ini bertujuan untuk lebih memahami perubahan lingkungan kutub Bumi.

Proyek ini telah dibahas cukup lama, dan pada bulan November lalu Pentagon menandatangani nota kesepahaman baru untuk Program Keterlibatan Kerja Sama Internasional untuk upaya Riset Kutub (ICE-PPR). ICE-PPR melibatkan sekelompok tujuh negara yang meresmikan upaya untuk bekerja sama dalam proyek penelitian dasar.

Selain AS yang menjadi penggagas, keenam negara lainnya adalah Kanada, Denmark, Finlandia, Norwegia, Swedia, dan Selandia Baru. Secara umum, semua negara ini memiliki kepentingan trategis di kutub Bumi.

Baca Juga: Korea Utara disebut siap luncurkan kapal selam baru berbobot 3.000 ton

Melansir C4ISRNET, kemitraan tersebut mencakup bagian Arktik dan bagian selatan Samudra Pasifik, Atlantik, dan Hindia.

"Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kerja sama, perencanaan, integrasi, dan interoperabilitas di antara mitra internasional kami untuk memastikan kawasan kutub yang aman dan terjamin," ungkap John Woods, wakil direktur International Engagement Office dengan Office of Naval Research Global.

Proyek penelitian awal dari aliansi ini meliputi bidang komunikasi, pemodelan dan observasi lingkungan, meneliti faktor manusia, dan mendeteksi perubahan bawah air.

Lebih lanjut, Woods menjelaskan bahwa proyek ini  juga mencakup pertukaran personel untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kekuatan dan tantangan masing-masing mitra.

Identik dengan NATO

Melihat banyak dari anggotanya merupakan bagian dari NATO, yakni AS, Kanada, Denmark, dan Norwegia, Woods menjelaskan bahwa proyek kutub ini jelas memiliki tujuan berbeda dari NATO yang fokus pada pertahanan dan keamanan.

Baca Juga: Pentagon tegaskan pentingnya latihan militer untuk meindungi Semenanjung Korea

"ICE-PPR cukup unik jika dibandingkan dengan NATO. Kelompok ini mengerjakan banyak proyek bukan hanya sekadar berbagi informasi," ungkap Woods, seperti dikutip C4ISRNET.

ICE-PPR datang dari keresahan anggotanya tentang masalah lingkungan yang cukup mempengaruhi wilayah kutub, baik di utara maupun selatan. 

Dengan kenaikan suhu, perubahan iklim, hingga mencairnya es laut di Arktik, Angkatan Laut AS menginginkan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi Arktik.

Tujuan strategis nampaknya tetap menjadi salah satu fokus aliansi ini mengingat kawasan kutub yang tidak menentu bisa menyulitkan manuver angkatan militer mereka di kawasan tersebut. 

Indikasi persaingan di wilayah tersebut juga cukup kental, mengingat Rusia dan China cukup sering beraktivitas di kawasan tersebut. Bisa lebih cepat mendalami masalah di kawasan kutub jelas bisa menjadi keuntungan bagi AS dan sekutunya dalam proyek ini.

Selanjutnya: Jepang-AS: Kepulauan Senkaku berada di dalam pengawasan kami




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×