Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - LOS ANGELES. Disney mengumumkan bahwa komedian Jimmy Kimmel akan kembali hadir di layar televisi larut malam pada Selasa (22/9/2025), hanya enam hari setelah acaranya disuspensi akibat komentar kontroversial terkait pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk.
Langkah Disney untuk mengembalikan program Jimmy Kimmel Live di jaringan ABC menjadi tantangan paling mencolok sejauh ini terhadap tindakan keras Presiden AS Donald Trump terhadap media yang ia anggap sebagai pengkritiknya, melalui ancaman gugatan maupun investigasi regulator.
Baca Juga: Insiden Penembakan Charlie Kirk Berbuntut Panjang, Berimbas ke Jimmy Kimmel Live
Kimmel, yang kerap melontarkan kritik terhadap Trump, menuai kecaman dari kalangan konservatif setelah dalam monolog pembuka acara pekan lalu.
Ia mengatakan bahwa para pendukung Trump berusaha keras menggambarkan terduga pembunuh Kirk “sebagai sosok selain dari kelompok mereka sendiri” dan mencoba “meraih poin politik” dari tragedi itu.
Komentar tersebut muncul lima hari setelah Kirk, sekutu dekat Trump sekaligus penulis dan pembawa acara radio-podcast, ditembak mati ketika berpidato di Universitas Utah Valley, Orem.
Akibat ancaman investigasi, denda, pencabutan lisensi siar oleh ketua Komisi Komunikasi Federal (FCC), serta boikot dari banyak stasiun afiliasi ABC, Disney sempat menghentikan produksi acara Kimmel tanpa batas waktu pada Rabu lalu.
Baca Juga: Kritik Trump, Obama Sebut AS Hadapi Krisis Politik Pasca-Pembunuhan Charlie Kirk
Namun pada Senin, Disney mengumumkan perubahan sikap dan memutuskan Kimmel kembali tayang mulai Selasa.
Disney mengatakan penangguhan awal dilakukan untuk “menghindari situasi semakin panas di tengah momen emosional bangsa.”
Disney menilai komentar Kimmel “tidak tepat waktu dan sensitif,” meski tidak sampai menyampaikan permintaan maaf terbuka.
Menurut sumber Reuters, CEO Disney Bob Iger dan Co-Chair Disney Entertainment Dana Walden telah berdiskusi dengan Kimmel akhir pekan lalu dan mencapai keputusan bersama.
Keputusan ini disebut lebih karena pertimbangan bisnis ketimbang tekanan eksternal dari FCC atau pemilik stasiun afiliasi.
Tekanan Konsumen
Selain itu, Disney juga menghadapi tekanan dari kampanye dukungan publik terhadap Kimmel, di mana konsumen menyerukan pembatalan langganan Disney+ sebagai bentuk protes.
Baca Juga: FBI: Tersangka Penembak Charlie Kirk Tinggalkan Catatan Ancaman
Penelusuran Google untuk kata kunci “cara batalkan Disney+” sempat melonjak ke level tertinggi dalam 12 bulan terakhir.
Kimmel diperkirakan akan membahas kontroversi tersebut dalam penayangan perdananya setelah kembali.
Belum jelas apakah ia akan menyampaikan permintaan maaf atau mendapat batasan baru dalam isi monolognya.
Sikap Afiliasi dan Regulator
Meski Disney sudah memutuskan mengembalikan program, masih belum jelas apakah dua grup afiliasi terbesar ABC, yakni NexStar Media Group dan Sinclair, akan kembali menayangkan acara tersebut.
NexStar yang sedang menunggu persetujuan akuisisi senilai US$6,2 miliar enggan berkomentar, sementara Sinclair mengatakan akan tetap mengganti slot Kimmel dengan berita hingga pembicaraan lebih lanjut.
Baca Juga: Tersangka Penembakan Charlie Kirk Simpan Pesan Nyeleneh di Selongsong Peluru
Pengamat menilai keputusan Disney lebih didorong kalkulasi bisnis ketimbang dorongan untuk membela kebebasan berpendapat.
“Konsumen menggunakan hak Amandemen Pertama mereka dengan membatalkan langganan,” kata Susan Campbell, profesor studi media di University of New Haven.
Sementara itu, juru bicara organisasi konservatif Turning Point USA, Andrew Kolvet, menuding Disney “menyerah pada tekanan publik.”
Trump, yang sebelumnya merayakan kabar penangguhan acara dan salah menyebutnya sebagai pembatalan permanen, belum memberikan tanggapan atas keputusan terbaru Disney.
Saham Disney ditutup melemah 1% pada perdagangan Senin.