Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pada hari Rabu dalam sebuah posting di media sosial bahwa dugaan serangan pesawat tak berawak di Kremlin meninggalkan Moskow tanpa pilihan selain untuk "menghilangkan" Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan "kliknya" di Kyiv.
"Setelah serangan teroris hari ini, tidak ada pilihan selain penyingkiran fisik Zelensky dan komplotannya," kata Medvedev, yang semakin agresif sejak serangan Moskow ke Ukraina seperti dilansir dari Livemint.com.
Sementara itu, Zelensky membantah bahwa Kyiv berada di balik insiden tersebut, yang menurut Kremlin merupakan upaya pembunuhan Presiden Vladimir Putin tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca Juga: Insiden Serangan Drone di Kremlin Beri Putin Alasan Intensifkan Perang di Ukraina
Serangan drone di atas Kremlin menimbulkan kekhawatiran keamanan, dan mendorong otoritas Rusia untuk meningkatkan pengawasan udara di daerah tersebut.
Hubungan antara Rusia dan Ukraina telah tegang sejak Rusia menyatukan kembali semenanjung Krim pada tahun 2014, yang menyebabkan sanksi-sanksi internasional dan konflik militer di wilayah timur Ukraina.
Meskipun sebagian besar pertempuran telah reda, terdapat ketegangan yang berkelanjutan di sepanjang perbatasan antara kedua negara.
Medvedev, yang menjabat sebagai perdana menteri dari 2012 hingga 2020, telah dikenal karena komentar-komentarnya yang kontroversial dan sering kali memicu kemarahan dari pihak lawan.
Baca Juga: Kremlin Tuding Kyiv Kirim Drone untuk Bunuh Putin, Apa Kata Zelenskiy?
Komentarnya yang terbaru ini juga mengundang kritik dari beberapa pihak, dengan beberapa pengguna media sosial mengecamnya sebagai serangan terhadap kemerdekaan Ukraina.