kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.764   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.467   -12,81   -0,17%
  • KOMPAS100 1.154   -0,21   -0,02%
  • LQ45 915   1,11   0,12%
  • ISSI 226   -0,98   -0,43%
  • IDX30 472   1,27   0,27%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,15   0,11%
  • IDXV30 140   1,01   0,73%
  • IDXQ30 157   0,31   0,20%

Dokter-dokter Amerika mengirimkan sinyal merah S.O.S!


Sabtu, 28 Maret 2020 / 09:39 WIB
Dokter-dokter Amerika mengirimkan sinyal merah S.O.S!
ILUSTRASI. Tim paramedis AS tengah mengobati pasien corona. REUTERS/Carlos Barria


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dokter dan perawat AS yang berdiri di garis depan krisis virus corona, pada hari Jumat, mengirimkan sinyal merah S.O.S. Mereka meminta lebih banyak alat pelindung dan peralatan untuk mengobati gelombang pasien yang diperkirakan membanjiri rumah sakit. Melansir Reuters, kini jumlah korban infeksi corona di AS diketahui melampaui 100.000, dengan angka kematian lebih dari 1.500 orang.

Para dokter meminta pemerintah agar memberikan perhatian besar pada kebutuhan yang sangat besar akan ventilator tambahan, yakni mesin yang membantu pasien bernafas dan sangat dibutuhkan bagi mereka yang menderita COVID-19.

Rumah sakit di New York City, New Orleans, Detroit dan tempat-tempat hotspot virus lainnya juga telah membunyikan alarm tentang kelangkaan obat-obatan, persediaan medis, dan staf terlatih ketika jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat 15.000 pada hari Jumat menjadi lebih dari 100.000.

Baca Juga: Ilmuwan Singapura menciptakan alat tes covid-19 tercepat, hanya 5 menit saja

Angka itu turun sedikit dari sebelumnya posisi 16.000 kasus baru yang dilaporkan pada hari Kamis. Akan tetapi hal itu menjadikan Amerika Serikat sebagai negara dengan kasus infeksi terbesar dunia, setelah melampaui China dan Italia pada hari Kamis.

"Kami takut," kata Dr. Arabia Mollette dari Rumah Sakit dan Pusat Medis Universitas Brookdale di Brooklyn kepada Reuters. "Kami berusaha berjuang untuk kehidupan orang lain, tetapi kami juga berjuang untuk hidup kami, karena kami juga berisiko paling tinggi untuk terpapar."

Baca Juga: Dokter top UI menyerukan agar Jokowi segera lakukan lockdown

Menurut penghitungan data resmi Reuters, Amerika Serikat berada di peringkat keenam dalam jumlah korban jiwa di antara negara-negara yang paling terpukul, dengan sedikitnya 1.551 nyawa melayang. Sedangkan Johns Hopkins Coronavirus Resource Center melaporkan, di seluruh dunia, kasus yang dikonfirmasi naik ke atas 576.000 dengan 26.455 kematian.

Salah satu dokter ruang gawat darurat di Michigan, pusat gempa pandemi yang muncul, mengatakan ia menggunakan satu masker wajah kertas untuk seluruh shift karena kekurangan dan bahwa rumah sakit di daerah Detroit akan segera kehabisan ventilator.

Baca Juga: Kewalahan, rumahsakit swasta di Manila tak lagi terima pasien virus corona


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×