Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Nilai tukar dolar Amerika Serikat bergerak dalam kisaran sempit pada Rabu (6/8/2025), seiring para investor menahan diri menjelang keputusan Presiden AS Donald Trump terkait pengisian kursi kosong di Dewan Gubernur The Fed.
Trump mengatakan pada Selasa (5/8/2025) bahwa ia akan mengumumkan calon pengganti sebelum akhir pekan ini.
Ia juga telah mempersempit kandidat pengganti Ketua The Fed Jerome Powell menjadi empat nama.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Naik 5 Hari Beruntun ke Level US$ 3.383,67 Rabu (6/8) Pagi
Di hari yang sama, data menunjukkan aktivitas sektor jasa AS stagnan pada Juli, bertentangan dengan ekspektasi, sementara biaya input melonjak ke level tertinggi dalam hampir tiga tahun.
Kondisi ini mencerminkan tekanan dari kebijakan tarif Trump yang mulai memukul perekonomian dan laba korporasi.
Meski demikian, data tersebut belum cukup menggoyahkan dolar karena para pelaku pasar cenderung menunggu kejelasan soal siapa yang akan mengisi kursi di Dewan Gubernur The Fed.
Kekhawatiran meningkat bahwa preferensi politik akan menyusup ke dalam kebijakan bank sentral yang selama ini independen.
Pada perdagangan terakhir, dolar nyaris tidak berubah di level 147,54 yen, sementara euro menguat tipis 0,02% menjadi US$ 1,5760. Poundsterling bertahan di level US$ 1,3304.
Pergerakan mata uang secara umum masih terbatas.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.390 Per Dolar AS Hari Ini 5 Agustus 2025
“Saya rasa antara sekarang hingga akhir pekan, jika Trump mengumumkan siapa yang akan mengisi kursi kosong di The Fed, tergantung seberapa kredibel kandidat tersebut di mata pasar, itu bisa memicu reaksi signifikan di seluruh pasar,” kata Ray Attrill, Kepala Riset Valas di National Australia Bank (NAB).
“Menurut saya, ini bisa menjadi faktor penggerak utama dalam 48 jam ke depan.”
Meskipun pergerakan dolar AS relatif stabil pekan ini, mata uang tersebut belum sepenuhnya pulih dari penurunan tajam pada Jumat lalu, saat mencatat penurunan harian terbesar dalam hampir empat bulan akibat laporan ketenagakerjaan yang mengecewakan.
Indeks dolar terakhir berada di 98,76, masih jauh dari puncaknya di level 100,25 yang tercapai sebelum laporan nonfarm payroll dirilis.
Pelaku pasar masih memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada September lebih dari 90%, dengan ekspektasi pemangkasan total sekitar 58 basis poin hingga akhir tahun.
Namun, data seperti laporan ISM sektor jasa pada Selasa menunjukkan tantangan bagi The Fed. Bank sentral harus menyeimbangkan tekanan inflasi akibat tarif dengan tanda-tanda perlambatan ekonomi AS.
Baca Juga: Trump Segera Umumkan Calon Gubernur The Fed, Pertimbangkan 4 Nama Pengganti Powell
“Laporan ISM sektor jasa jelas mengandung aroma stagflasi... dan ini menjadi pedang bermata dua terkait arah kebijakan moneter,” ujar Attrill.
“Untuk saat ini, kami menilai pasar mungkin terlalu percaya diri akan kepastian pemangkasan suku bunga pada September.”
Sementara itu, dolar Australia naik 0,15% menjadi US$ 0,6479 dan dolar Selandia Baru menguat 0,23% menjadi US$ 0,5914.
Tingkat pengangguran Selandia Baru naik sedikit pada kuartal kedua, menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih lemah.
Data ini mendukung ekspektasi bahwa bank sentral Selandia Baru akan tetap melanjutkan rencana pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan Agustus mendatang.