kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.198.000   7.000   0,32%
  • USD/IDR 16.679   -68,00   -0,41%
  • IDX 8.118   18,23   0,23%
  • KOMPAS100 1.124   1,24   0,11%
  • LQ45 804   1,18   0,15%
  • ISSI 282   0,43   0,15%
  • IDX30 422   0,65   0,15%
  • IDXHIDIV20 480   -0,34   -0,07%
  • IDX80 124   0,62   0,50%
  • IDXV30 135   0,50   0,37%
  • IDXQ30 133   -0,06   -0,05%

Dolar Tertekan Senin (29/9) Pagi, Jelang Rilis Data Ekonomi dan Ancaman Shutdown


Senin, 29 September 2025 / 08:31 WIB
Dolar Tertekan Senin (29/9) Pagi, Jelang Rilis Data Ekonomi dan Ancaman Shutdown
ILUSTRASI. Tabungan Valas: Teller menghitung mata uang US Dollar di Bank Negara Indonesia (BNI), JAkarta, Selasa  (23/9/2025). Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), dana pihak ketiga (DPK) valas per Juli 2025 hanya tumbuh 1,6% secara tahunan menjadi Rp 1.342,5 triliun. Pertumbuhan ini lebih kecil dari capaian di bulan sebelumnya yang tumbuh 1,8%. KONTAN/BAihaki/23/9/2025


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Dolar AS berada dalam posisi tertekan pada perdagangan Senin pagi menjelang serangkaian rilis data ekonomi penting yang bisa memberi petunjuk baru terkait arah kebijakan suku bunga The Fed.

Di saat yang sama, risiko penutupan sebagian operasional pemerintah (government shutdown) di Amerika Serikat juga semakin menjadi perhatian pasar.

Baca Juga: Panen Besar AS Turunkan Harga Kedelai, Argentina Siapkan Ekspor ke China

Pergerakan mata uang cenderung terbatas di sesi Asia awal, namun dolar melepas sebagian penguatan setelah mengakhiri pekan lalu dengan reli, ditopang oleh berkurangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga agresif The Fed.

Terhadap yen Jepang, dolar turun 0,2% menjadi 149,24 setelah pekan lalu sempat menguat lebih dari 1%.

Sementara itu, euro naik 0,15% menjadi US$1,1717, dan sterling menguat tipis 0,11% menjadi US$1,3418.

Fokus utama investor adalah kemungkinan shutdown pemerintah AS jika Kongres gagal meloloskan rancangan anggaran sebelum tahun fiskal berakhir pada Selasa.

Tanpa pengesahan anggaran, sejumlah lembaga pemerintah akan berhenti beroperasi mulai Rabu, bertepatan dengan hari pertama tahun fiskal 2026.

Baca Juga: Shutdown Pemerintah AS: Ancaman Baru bagi Pasar Saham Asia

Kondisi ini juga bisa berdampak pada publikasi laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls yang dijadwalkan Jumat mendatang.

“Saya rasa asumsinya, kalau sampai terjadi government shutdown, maka data payrolls tidak akan dirilis. Jadi… bagaimana cara memperdagangkan ketidakadaan data? Itu tidak mungkin,” kata Ray Attrill, Kepala Riset Valuta Asing di National Australia Bank.

Attrill menambahkan, “Rapat The Fed baru digelar akhir Oktober. Jadi asumsinya kalau shutdown terjadi, semoga tidak berlangsung lama. Dengan begitu, data masih bisa tersedia dan dipublikasikan sebelum rapat The Fed Oktober. Itu yang paling penting.”

Selain data tenaga kerja, pekan ini pasar juga menantikan rilis data lowongan pekerjaan, payroll swasta, serta PMI manufaktur ISM untuk mengukur kesehatan ekonomi AS.

Serangkaian data kuat dari AS dalam beberapa waktu terakhir telah menahan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang agresif.

Saat ini, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga hanya sekitar 40 basis poin hingga akhir tahun.

Baca Juga: Prabowo & Trump Bertemu di PBB: Foto Eksklusif & Doa Perdamaian

Di pasar mata uang lainnya, dolar Australia menguat 0,15% menjadi US$0,6557, sedangkan dolar Selandia Baru naik tipis 0,07% ke US$0,5780.

Bank Sentral Australia (RBA) dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunganya pada Selasa, dengan ekspektasi bank tetap mempertahankan level suku bunga saat ini.

Selanjutnya: Daftar 11 Provinsi Tawarkan Diskon dan Pemutihan Pajak Kendaraan di Oktober 2025

Menarik Dibaca: Redmi 13X Smartphone Murah yang Berani Pakai Kamera Utama 108 MP, Ini Detailnya




TERBARU

[X]
×