kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.198.000   7.000   0,32%
  • USD/IDR 16.660   -79,00   -0,47%
  • IDX 8.141   41,90   0,52%
  • KOMPAS100 1.129   6,19   0,55%
  • LQ45 806   3,72   0,46%
  • ISSI 284   2,07   0,73%
  • IDX30 423   1,82   0,43%
  • IDXHIDIV20 481   0,84   0,18%
  • IDX80 124   0,87   0,70%
  • IDXV30 135   0,95   0,71%
  • IDXQ30 133   0,37   0,28%

Shutdown Pemerintah AS: Ancaman Baru bagi Pasar Saham Asia


Senin, 29 September 2025 / 08:04 WIB
Diperbarui Senin, 29 September 2025 / 08:06 WIB
Shutdown Pemerintah AS: Ancaman Baru bagi Pasar Saham Asia
ILUSTRASI. Stock falls around the world are shown on a financial data screen in Tokyo on June 14, 2022. (Kyodo)


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Pasar saham Asia dibuka dengan pergerakan hati-hati pada Senin (29/9/2029), seiring investor mewaspadai potensi shutdown (penutupan) pemerintah Amerika Serikat (AS).

Jika terjadi, hal ini bisa menunda publikasi laporan tenaga kerja September dan sederet data ekonomi penting lainnya.

Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan pimpinan Demokrat dan Republik di Kongres pada Senin untuk membahas perpanjangan pendanaan pemerintah.

Baca Juga: Prabowo & Trump Bertemu di PBB: Foto Eksklusif & Doa Perdamaian

Tanpa kesepakatan, shutdown akan dimulai pada Rabu (1/10), bertepatan dengan berlakunya tarif baru AS atas truk berat, produk farmasi, dan sejumlah barang lain.

Penutupan berkepanjangan bisa membuat The Fed kekurangan data resmi saat menggelar rapat kebijakan pada 29 Oktober mendatang.

“Jika shutdown berlangsung melewati rapat The Fed, maka bank sentral harus bergantung pada data swasta untuk pengambilan kebijakan,” tulis analis Bank of America (BofA) dalam risetnya.

“Hal ini mungkin sedikit mengurangi peluang pemangkasan suku bunga di Oktober, meski hanya secara marginal.”

Saat ini pasar memperkirakan 90% peluang pemangkasan suku bunga The Fed di Oktober, serta sekitar 65% kemungkinan penurunan tambahan pada Desember.

BofA menghitung dampak ekonomi dari shutdown relatif kecil, hanya mengurangi 0,1% poin pertumbuhan setiap minggunya.

Namun, jika pemerintah memanfaatkan momen ini untuk melakukan PHK permanen, maka dampaknya bisa lebih besar terhadap data ketenagakerjaan dan kepercayaan konsumen.

Selain itu, terdapat ketidakpastian dari agenda pertemuan para jenderal dan laksamana AS di Quantico, Virginia, Selasa mendatang, yang dipimpin Menteri Pertahanan Pete Hegseth dan dikabarkan akan dihadiri langsung oleh Trump.

Baca Juga: Menjelang Shutdown AS, Dana US$8 Miliar Kesehatan dan Pendidikan Terancam Mandek

Kuartal IV Biasanya Positif untuk Saham

Secara musiman, kuartal IV cenderung menjadi periode positif bagi saham. Sejarah mencatat indeks S&P 500 menguat dalam 74% kuartal IV sebelumnya.

Futures S&P 500 dan Nasdaq naik 0,2% pada awal perdagangan, sementara EUROSTOXX 50, FTSE, dan DAX futures masing-masing menguat 0,3%.

Di Asia, Nikkei Jepang turun 0,7% meski sudah naik 6% sepanjang September, sedangkan Kospi Korea Selatan menguat 1,2% sehingga bulan ini mencatat kenaikan 6,3%.

Indeks MSCI Asia Pasifik (di luar Jepang) menguat 0,4% dan hampir naik 4% sepanjang September.

Pasar obligasi AS menemukan dukungan di yield 4,17% setelah pekan lalu tertekan data ekonomi yang positif, yang membuat investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih dalam oleh The Fed.

Indeks dolar AS stabil di level 98,134. Euro berada di US$ 1,1708, sementara dolar AS diperdagangkan di 149,49 yen, setelah menguat lebih dari 1% pekan lalu.

Baca Juga: AS di Ambang Shutdown, Trump Siap Negosiasi dengan Pimpinan Kongres

Komoditas: Emas Dekati Rekor, Minyak Melemah

Di pasar komoditas, harga emas bertahan sedikit di bawah rekor tertinggi di US$ 3.764 per troi ons.

Harga minyak justru melemah setelah pipa dari wilayah Kurdistan, Irak utara, ke Turki kembali mengalir untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun.

Reuters melaporkan OPEC+ kemungkinan menyetujui tambahan kenaikan produksi setidaknya 137.000 barel per hari pada pertemuan akhir pekan mendatang.

Harga minyak Brent turun 0,8% ke US$ 69,57 per barel, sementara minyak mentah AS melemah 0,9% menjadi US$ 65,14 per barel.

Selanjutnya: Tokopedia dan TikTok Shop Dorong #JualanNyaman, Gelar Edukasi KI Bagi UMKM Batik

Menarik Dibaca: Redmi 13X Smartphone Murah yang Berani Pakai Kamera Utama 108 MP, Ini Detailnya




TERBARU

[X]
×