Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - MAINE. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memerintahkan militer AS untuk memindahkan 9.500 tentara dari Jerman. Langkah Trump yang kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran di Eropa tentang komitmen AS ke benua Eropa.
Reuters melaporkan, langkah ini akan mengurangi jumlah pasukan AS di Jerman menjadi 25.000 orang, dari 34.500 personel yang saat ini ada.
Seorang pejabat senior AS yang tidak mau disebut identitasnya kepada Reuters mengatakan, kebijakan itu adalah hasil dari berbulan-bulan kerja oleh perwira militer top Amerika, Jenderal Mark Milley, ketua kepala staf gabungan, dan tidak ada hubungannya dengan ketegangan antara Trump dan Jerman.
Asal tahu saja, Kanselir Jerman Angela Merkel, menggagalkan rencana Trump untuk menjadi tuan rumah pertemuan negara G7 di bulan ini.
Baca Juga: Mesra dengan Merkel, Xi Jinping: Ini telepon ketiga sejak wabah Covid-19
Seorang pejabat senior pemerintahan AS lain mengatakan, 9.500 tentara akan dikirim ke tempat lain, beberapa ke Polandia, beberapa ke negara-negara sekutu AS lainnya, sementara beberapa akan kembali ke rumah.
Pejabat ini mengatakan ada sedikit kebutuhan untuk kontingen besar di Jerman karena peningkatan keseluruhan pengeluaran pertahanan oleh aliansi militer NATO yang dipimpin AS.
Perubahan itu diperintahkan dalam sebuah memorandum yang ditandatangani baru-baru ini oleh penasihat keamanan nasional Trump, Robert O'Brien. Pejabat itu, mengatakan Amerika Serikat mulai menyiapkan rencana penarikan pasukan pada bulan September tahun lalu.
Senator Jack Reed dari Partai Demokrat menilai langkah penarikan sejumlah pasukan dari Jerman itu dan tidak masuk akal.
Andrew Weiss dari Carnegie Endowment for International Peace menyebut langkah itu adalah "hadiah besar" bagi Rusia.
"Dengan satu gerakan, Trump menunjukkan sekali lagi bahwa aliansi kami tidak lebih dari permainan politik," kata Weiss di Twitter.
Baca Juga: Tanpa alasan jelas, Donald Trump perintahkan hotel Marriott cabut dari Kuba
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Ullyot mengatakan Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk bekerja dengan Jerman dalam masalah pertahanan dan lainnya.
Langkah ini, pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal, adalah putaran terbaru dalam hubungan antara Jerman dan AS yang sering tegang selama masa kepresidenan Trump.
Trump telah menekan Jerman untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dan menuduh Jerman sebagai "tawanan" Rusia karena ketergantungan energinya.
Sekitar 17.000 karyawan sipil AS mendukung pasukan AS di Jerman. Diyakini Amerika Serikat juga memiliki hulu ledak nuklir di sana.
Baca Juga: Ditawari Trump ikut KTT G7, beranikah Korea Selatan membuat China murka?