kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Donald Trump tutup dua konsulat di Rusia, ini gara-garanya


Senin, 21 Desember 2020 / 05:47 WIB
Donald Trump tutup dua konsulat di Rusia, ini gara-garanya
ILUSTRASI. Pemerintahan Donald Trump lewat Departemen Luar Negeri AS mengumumkan, Amerika Serikat menutup dua konsulat di Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemerintahan Donald Trump lewat Departemen Luar Negeri AS mengumumkan, Amerika Serikat menutup dua konsulat di Rusia. Alasannya adalah masalah keselamatan dan keamanan di fasilitas tempat operasi yang telah dibatasi karena Covid-19.

Reuters memberitakan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam konsultasi dengan Duta Besar John Sullivan memutuskan untuk menutup konsulat di Vladivostok di timur jauh dan menangguhkan operasi di konsulat di Yekaterinburg. Hal itu diungkapkan oleh seorang perwakilan Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email ke Reuters pada hari Sabtu.

"Keputusan tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memastikan operasi yang aman dan terjamin dari misi diplomatik AS di Federasi Rusia, dan tidak mempengaruhi konsulat Rusia di Amerika Serikat," demikian bunyi pernyataan itu, tanpa menawarkan alasan rinci untuk langkah tersebut.

Saat ditanya minggu ini tentang laporan media Rusia bahwa kedua konsulat mungkin ditutup, kedutaan AS di Moskow mengatakan telah menangguhkan operasi di konsulat Vladivostok dan membatalkan operasi di Yekaterinburg pada Maret karena pandemi.

Baca Juga: Situasi Laut China Selatan memanas, Pentagon akan ambil langkah tegas atas Beijing

Ada dugaan, alasannya lebih serius dari pada itu. Menurut CNN, tak lama setelah pemberitahuan dikirim ke Kongres muncul berita tentang serangan siber yang meluas dan terus-menerus terhadap berbagai lembaga pemerintah federal serta sejumlah perusahaan Fortune 500. Serangan itu diduga ada kaitannya dengan Rusia.

Menurut pemberitahuan tersebut, yang salinannya diperoleh CNN pada hari Jumat, Departemen Luar Negeri AS mengatakan "bermaksud untuk mengambil langkah-langkah ini sebagai tanggapan atas tantangan kepegawaian yang sedang berlangsung untuk misi AS di Rusia setelah pembatasan personel yang diberlakukan Rusia pada 2017 tentang misi AS dan kebuntuan yang diakibatkan oleh Rusia atas visa diplomatik."

Mengutip Reuters, saat ini, hubungan antara AS-Rusia semakin tegang oleh beragam masalah, mulai dari konflik di Suriah hingga Ukraina, serta tuduhan campur tangan Rusia dalam politik AS, yang dibantah Moskow.

Selain itu, peretas yang diyakini bekerja untuk Rusia dituduh melakukan peretasan secara besar-besaran oleh lembaga pemerintah AS dan perusahaan swasta. Pompeo mengatakan pada hari Jumat, ada banyak bukti bahwa Rusia terlibat dalam serangan siber dengan mengirim tim keamanan jaringan komputer di seluruh dunia untuk berusaha membatasi kerusakan.

Baca Juga: Poseidon, drone bawah air Rusia berjulukan senjata nuklir hari kiamat

Kremlin menyangkal keterlibatan Rusia.

Pada konferensi pers tahunannya pada hari Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia berharap Presiden terpilih AS Joe Biden akan membantu menyelesaikan beberapa masalah sulit dalam hubungan antara Moskow dan Washington.

Selanjutnya: Bisa jangkau Amerika, rudal balistik Sarmat Rusia siap robek semua sistem pertahanan



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×