Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pengerjaan rudal balistik antarbenua Sarmat berlangsung secara aktif dan sekarang hampir selesai, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan.
"Pengerjaan Sarmat berlangsung secara aktif, dan sekarang berada di tahap akhir," kata Putin dalam konferensi pers tahunan, Kamis (17/12), seperti dikutip kantor berita TASS.
"Adapun Poseidon (kapal selam tak berawak pembawa rudal nuklir), pekerjaannya berjalan dengan baik. Pengerjaan rudal dengan sistem nuklir jarak jauh juga berjalan sesuai jadwal," ujarnya.
Menurut Putin, pekerjaan pada sistem persenjataan lain juga berjalan sesuai jadwal. "Beberapa dari mereka, senjata laser Kinzhal dan Peresvet, telah digunakan," ungkap dia.
Baca Juga: Admiral Essen, kapal perang Rusia dengan aneka senjata mematikan
RS-28 Sarmat adalah sistem persenjataan canggih berbasis silo atau bangunan di bawah tanah dengan rudal balistik antarbenua berbahan bakar cair yang superberat.
Bisa membawa 10 hulu ledak besar
Proses pengembangannya sejak tahun 2000-an untuk menggantikan R-36M2 Voyevoda. Berat satu rudal RS-28 Sarmat sekitar 200 ton dan bisa membawa hingga 10 hulu ledak besar sekaligus total 10 ton.
Panjang rudal balistik antarbenua yang juga bernama SS-X-30 Satan II itu mencapai 35,3 meter dengan diameter 3 meter. Daya jangkaunya 10.000 km–18.000 km. Itu berarti, bisa menjangkau Amerika Serikat.
Rusia mengklaim, Sarmat mampu menembus pertahanan rudal yang ada sekarang maupun yang akan datang.
Baca Juga: Ngeri! Butuh 3 menit saja, rudal hipersonik Tsirkon Rusia sikat target sejauh 350 km
Setelah memberikan kontrak produksi kepada Makeyev Design Bureau dan NPOMash pada awal 2011, Rusia menyelesaikan penelitian dan pengembangan Sarmat pada 21 Juli 2011.
Rusia menyelesaikan prototipe pertama rudal tersebut pada akhir 2015. Lalu, Desember 2017, Rusia melakukan uji ejeksi silo pertama dari Sarmat. Rencananya, Sarmat mulai beroperasi pada 2021.