Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Komando Militer Afrika Amerika Serikat (AS) menyebut drone atau pesawat tak berawak miliknya, yang dilaporkan hilang di dekat ibu kota Libya bulan lalu, ternyata ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Rusia. Karena itu, militer AS menuntut dikembalikannya puing-puing drone tersebut.
Mengutip Reuters, Sabtu (7/12), penembakan seperti itu menegaskan peran Moskow yang semakin berotot di negara yang kaya energi itu, di mana tentara bayaran Rusia dilaporkan melakukan intervensi atas nama komandan Khalifa Haftar yang berpusat di Libya timur dalam perang saudara Libya.
Haftar telah berusaha mengambil ibu kota Tripoli, yang sekarang dikendalikan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional.
Baca Juga: AS: Ada indikasi Iran berpotensi melakukan tindakan agresif
Jenderal Angkatan Darat AS Stephen Townsend, yang memimpin komando Afrika, mengatakan, ia percaya para operator pertahanan udara pada saat itu tidak tahu kalau drone yang mereka tembak merupakan pesawat nirawak yang sedang diujicobakan AS.
“Tapi mereka tentu tahu milik siapa itu sekarang dan mereka menolak mengembalikannya. Mereka mengatakan mereka tidak tahu di mana puing-puingnya, tapi saya tidak akan membelinya dari mereka, "kata Townsend kepada Reuters dalam sebuah pernyataan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Penilaian AS, yang belum pernah diungkapkan sebelumnya, menyimpulkan bahwa baik kontraktor militer swasta Rusia atau yang disebut Tentara Nasional Libya sedang mengoperasikan pertahanan udara pada saat drone dilaporkan hilang pada 21 November, kata juru bicara Komando Afrika Angkatan Udara Kolonel Christopher Karns.
Karns mengatakan Amerika Serikat percaya operator pertahanan udara menembaki pesawat AS setelah mengira itu sebagai oposisi.
Baca Juga: Raja Salman: Sudah waktunya menghentikan kekacauan yang Iran lakukan
Seorang pejabat di Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui secara internasional mengatakan kepada Reuters bahwa tentara bayaran Rusia tampaknya bertanggung jawab.
Pihak berwenang Rusia menyangkal menggunakan kontraktor militer di setiap teater militer asing dan mengatakan warga sipil Rusia yang mungkin bertempur di luar negeri merupakan sukarelawan. Sementara LNA juga menyangkal mendapat dukungan asing.
Baca Juga: Harga minyak tertekan meski stok AS diprediksi turun
Satu mantan kontraktor Rusia mengatakan kepada Reuters bahwa sejak September LNA telah menerima dukungan darat dari beberapa ratus kontraktor militer swasta dari kelompok Rusia.
Para pejabat militer yang terkait dengan GNA dan diplomat Barat juga telah mengkonfirmasi kehadiran kontraktor Rusia di Libya.