Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Sebuah citra satelit baru-baru ini menunjukkan keberadaan sebuah objek misterius yang diduga sebagai drone jenis baru milik China. Drone ini dikabarkan bergerak dengan dorongan roket dan memiliki kemampuan siluman.
Perusahaan pencitraan Bumi swasta, Planet, menangkap wujud drone mata-mata WZ-8 yang diparkir di luar hanggar di Lu'an Airbase, sekitar 500 km sebelah barat Shanghai.
Melansir Sputnik News, drone WZ-8 biasanya diluncurkan dari pesawat pembom strategis H-6K dan H-6M milik Angkatan Udara China.
It's not the best quality, but .@planet satellite imagery of Lu'an/Liuan (六安) AB in Anhui, China from DEC22 shows what appears to be a WZ-8 supersonic UAV onsite at 31.623163, 116.286055, corroborating images circulating that are reportedly from the Discord leaks pic.twitter.com/kq69pbVo4y — Mike Yeo 杨启铭 is also at post.news/thebaseleg (@TheBaseLeg) May 18, 2023
Keberadaan drone ini telah lama membuat Pentagon khawatir. Baru-baru ini, Badan Intelijen Geospasial Nasional AS menyimpulkan bahwa drone itu hampir pasti dioperasikan oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF).
Baca Juga: China Dukung Pemerintahan Militer, Ajak Semua Pihak Hormati Kedaulatan Myanmar
Kemampuan Drone WZ-8 China
Drone WZ-8 diproduksi oleh Aviation Industry Corporation of China. Dalam menjalankan misinya, perangkat ini menggunakan sistem radar aperture sintetis onboard dan sensor elektro-optik untuk memberikan gambar beresolusi tinggi.
Drone ini dilengkapi dengan mesin dorong ganda dan dilaporkan mampu berakselerasi hingga kecepatan Mach 7 (8.350 km per jam) dan mencapai ketinggian hingga 50 km.
Dengan kecepatan di level supersonic itu itu, WZ-8 dipercaya mampu melakukan pengumpulan data intelijen secara real-time di seluruh area geografis yang luas dalam waktu singkat.
Baca Juga: Militer China Perbanyak Armada Jet Tempur J-16 di Sayap Timur
Drone WZ-8 melakukan debut publik pertamanya di parade militer di Beijing pada 2019. Maketnya juga muncul di pameran udara pada 2021 dan 2022.
Beberapa sumber mengatakan bahwa drone ini mampu dilengkapi dengan persenjataan untuk memungkinkan mereka menyerang unit darat, udara dan laut, bahkan kelompok kapal induk dan pesawat tempur.
Namun, informasi ini belum diverifikasi secara independen.
Pengamat pertahanan AS khawatir bahwa drone baru ini akan memperluas kemampuan pengawasan China di wilayah Indo-Pasifik.