Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menurut kelompok aktivis dan media, sekitar 3.000 penduduk desa melarikan diri ke Thailand ketika jet militer membom daerah KNU setelah pasukan KNU menyerbu pos militer dan menewaskan 10 orang.
Pihak berwenang Thailand membantah pernyataan kelompok aktivis bahwa lebih dari 2.000 pengungsi telah dipaksa kembali. Akan tetapi, seorang pejabat setempat mengatakan itu adalah kebijakan pemerintah yang memerintahkan tentara untuk memblokir mereka di perbatasan dan menolak akses terhadap kelompok luar yang meminta bantuan.
“Tindakan Thailand yang tidak berperasaan dan ilegal harus dihentikan sekarang,” tulis Sunai Phasuk, peneliti senior di Thailand untuk Human Rights Watch, di Twitter.
Sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan dia ingin masalah terbaru Myanmar tetap ada, sementara menepis tuduhan Thailand mendukung junta.
"Kami tidak ingin eksodus, evakuasi ke wilayah kami, tetapi kami akan memperhatikan hak asasi manusia," kata Prayuth kepada wartawan di Bangkok.