Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Polisi dan juru bicara junta tidak menjawab panggilan Reuters untuk dimintai komentar.
Selain itu, menurut pemimpin mahasiswa Moe Myint Hein kepada Reuters, dua orang juga tewas dalam penembakan di pusat kota Myingyan.
Menurut media lokal dan postingan media sosial, terlepas dari kekerasan, kerumunan orang terus bermunculan di kota-kota di seluruh negeri.
Salah satu kelompok utama di balik aksi protes, Komite Pemogokan Umum Kebangsaan, menyerukan dalam surat terbuka di Facebook untuk pasukan etnis minoritas untuk membantu mereka yang berdiri di atas "penindasan yang tidak adil" dari militer.
Baca Juga: Ngeri! Militer Myanmar peringatkan pengunjuk rasa tentang risiko ditembak di kepala
“Organisasi etnis bersenjata perlu secara kolektif melindungi rakyat,” kata kelompok itu.
Pemberontak dari berbagai kelompok etnis telah berperang dengan pemerintah pusat selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar. Meskipun banyak kelompok telah setuju untuk gencatan senjata, pertempuran telah berkobar dalam beberapa hari terakhir antara tentara dan pasukan di timur dan utara.
Baca Juga: Ekonomi Myanmar akan terkontraksi 10% tahun ini
Bentrokan hebat meletus pada akhir pekan di dekat perbatasan Thailand antara tentara dan pejuang dari pasukan etnis minoritas tertua Myanmar, Persatuan Nasional Karen (KNU).