Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONGKONG. Dua miliarder dunia, George Soros dan Bill Gross, mencemaskan pelemahan yen yang terjadi saat ini. Mereka bahkan ikut mengingatkan akan bahaya pelemahan yen yang terlalu dalam.
"Jika yen keok terlalu besar, dan masyarakat di Jepang menyadari hal tersebut dan mulai menempatkan dananya ke luar negeri, maka pelemahan yen bisa seperti salju yang longsor," jelas Soros dalam interviewnya dengan CNBC.
Soros juga cemas, jika BOJ terus memperlemah posisi yen, dia khawatir hal itu tidak akan bisa dihentikan nantinya.
Kabarnya, Soros Fund Management LLC berhasil meraih untung senilai US$ 1 miliar sejak November dari taruhan bahwa yen akan keok. Hal ini dingkapkan oleh salah seorang sumber Bloomberg di New York.
Sebelumnya, kecemasan serupa juga diungkapkan oleh Gross. Dia bilang, yen masih harus banyak terdepresiasi agar Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda bisa mencapai target inflasinya sebesar 2%.
Menurut Gross, Kuroda akan sulit mencapai target inflasinya. Negara-negara yang terhimpun dalam Group of Seven akan menekan Jepang untuk mengontrol pelemahan yen yang dinilai terlalu cepat terhadap nilai mata uang mereka. Penguatan mata uang menyebabkan barang-barang sebuah negara akan lebih mahal di luar negeri.
Soros dan Gross mengungkapkan pendapatnya mengenai yen setelah Kuroda mengumumkan rencananya dengan menaikkan dua kali lipat pembelian obligasi bulanan BOJ menjadi sekitar 7,5 triliun yen atau US$ 77,8 miliar. Kuroda yakin, dengan langkah tersebut, maka target inflasi 2% dalam dua tahun bisa tercapai.
Sekadar informasi, yen Jepang sudah merosot 18% dalam enam bulan terakhir. Keoknya mata uang Negeri Sakura ini seiring spekulasi pelaku pasar bahwa BOJ akan terus memompakan dananya ke sistem finansial.