Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Reuters melaporkan, media pemerintah China pada pekan lalu mengatakan bahwa Hubei akan mulai mengadopsi hasil pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) sebagai konfirmasi infeksi, sehingga memungkinkan rumah sakit untuk mengisolasi pasien lebih cepat.
Baca Juga: Indonesia kritik studi AS soal negatif virus corona, Terawan: Ini penghinaan!
Pada bulan lalu, Reuters juga melaporkan bulan lalu bahwa kurangnya alat uji RNA di ibukota Hubei, Wuhan, mungkin telah menyebabkan banyak pasien sulit untuk melakukan diagnosa dan dirawat dengan benar. Hal ini turut berkontribusi terhadap penyebaran virus pada hari-hari awal wabah.
Komisi kesehatan Hubei menyebut, total kasus di provinsi ini telah mencapai 48.206 kasus. Saat ini, Komisi Kesehatan Nasional belum merilis total nasional kasus baru dan kematian.
Tingginya kasus virus corona di Hubei semakin membuat banyak negara cemas. Hong Kong, salah satunya. Pemerintah Hong Kong diprediksi akan memperpanjang penutupan sementara sekolah setelah 2 Maret. Hong Kong juga akan memperluas pengaturan kerja-dari-rumah bagi pegawai negeri sipil dalam upaya untuk menahan penyebaran virus corona.
Sebuah sumber South China Morning Post mengatakan bahwa Menteri Pendidikan Hong Kong Kevin Yeung Yun-hung akan mengumumkan langkah itu pada Kamis pagi.
Pekan lalu, menteri pendidikan mengatakan bagian dari ujian masuk universitas Hong Kong, bersama dengan ujian Primary Six untuk penempatan sekolah menengah, dapat dimundurkan sebanyak satu bulan atau dibatalkan seluruhnya karena penyebaran virus, yang sekarang secara resmi dikenal sebagai Covid-19.