CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.896   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.257   -52,03   -0,71%
  • KOMPAS100 1.109   -7,98   -0,71%
  • LQ45 882   -4,85   -0,55%
  • ISSI 220   -1,57   -0,71%
  • IDX30 452   -2,51   -0,55%
  • IDXHIDIV20 543   -3,37   -0,62%
  • IDX80 127   -0,96   -0,75%
  • IDXV30 136   -1,38   -1,00%
  • IDXQ30 150   -0,98   -0,65%

Duh, jumlah kasus corona di pusat penahanan pekerja migran ilegal Malaysia melonjak


Kamis, 21 Mei 2020 / 19:35 WIB
Duh, jumlah kasus corona di pusat penahanan pekerja migran ilegal Malaysia melonjak
ILUSTRASI. Ilustrasi corona di Malaysia. Jumlah kasus corona di pusat penahanan pekerja migran ilegal Malaysia melonjak. REUTERS/Lim Huey Teng


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia melaporkan 35 kasus virus corona baru di sebuah pusat penahanan imigrasi pada hari Kamis, setelah pihak berwenang menangkap migran ilegal bulan ini di daerah-daerah yang dikunci.

Dilansir dari Reuters, PBB telah menyerukan Malaysia untuk menghentikan pemberantasan itu, yang dinilai telah menyebarkan ketakutan di antara komunitas migran di negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara ini.

Baca Juga: Kabar baik, keadaan darurat corona di Tokyo bisa dicabut pada pekan depan

Malaysia sendiri sejauh ini melaporkan 7.059 kasus corona dengan 114 kematian.

Pihak berwenang Malaysia telah menahan lebih dari 1.800 migran dalam setidaknya dua penggerebekan sebagai bagian dari upaya untuk menahan penyebaran virus corona.

Namun hal ini malah meningkatkan kekhawatiran bahwa mereka dapat meningkatkan risiko infeksi di pusat-pusat penahanan yang penuh sesak.

Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan bahwa ada 35 kasus yang dikonfirmasi di pusat penahanan imigrasi Bukit Jalil, yang terletak di pinggiran ibukota Kuala Lumpur, dari 645 orang yang ditahan di satu blok penahanan tersebut.

Baca Juga: Beri vonis hukuman mati via Zoom, Singapura dikecam

"Sumber infeksi masih dalam penyelidikan. Kita perlu menyelidiki secara rinci sebelum membuat komentar," kata Direktur Jenderal kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×