Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BUSAN. Perilaku tidak sportif pendukung tim sepak bola Hong Kong tunjukkan saat lagu kebangsaan China berkumandang, sebelum pertandingan antara Hong Kong dan China di Busan, Korea Selatan, Rabu (18/12).
Ketegangan antara pemrotes dan Pemerintah Hong Kong yang mendapat dukungan penuh dari China pun menular ke dunia olahraga. Pendukung tim Hong Kong yang berpakaian serba merah berbalik menghadap bendera mereka ketika lagu kebangsaan China berkumandang.
Sementara para pemain China, yang mengenakan seragam kuning, menghadap bendera mereka dan menyanyikan lagu kebangsaannya. Ejekan terdengar dari bagian tribun para pendukung tim Hong Kong.
Baca Juga: Pertama dalam satu dekade, kembang api Hong Kong di malam tahun baru dibatalkan
Melansir Reuters, Asosiasi Sepak Bola Korea mengatakan, mereka sudah mengambil langkah-langkah untuk memastikan tidak ada spanduk bertuliskan pesan politik di Stadion Busan Asiad dalam turnamen empat negara yang diikuti Hong Kong, China, Jepang, dan Korea.
Hampir 200 pendukung kesebelasan Hong Kong datang ke Stadion Busan Asiad untuk mendukung tim mereka, sambil meneriakkan yel-yel dan menabuh drum sepanjang pertandingan.
Ketika pemain China Ji Xiang mencetak gol pertama di menit kesembilan, para pendukung Hong Kong langsung mencemooh dan berteriak dalam bahasa Inggris: "Let's go Hong Kong, let's go! (Ayo Hong Kong, ayo!)."
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping kunjungi pusat judi Makau yang berdekatan dengan Hong Kong
Para pedukung China yang jumlahnya lebih sedikit berusaha membuat diri mereka terdengar di stadion berkapasitas 50.000 tempat duduk itu, saat pendukung Hong Kong meneriakkan: "Kami adalah Hong Kong" sepanjang pertandingan.
Ben Wan, salah satu pendukung tim Hong Kong, menuturkan, ia sengaja terbang ke Korea untuk menonton pertandingan yang penting ini.
"Saya pikir, pertandingan melawan China jauh lebih penting daripada sebelumnya karena di Hong Kong ada perpecahan politik, itu menjadi semakin serius," kata Wan yang mengenakan topeng hitam.
Baca Juga: Demo bikin bisnis lesu, angka pengangguran Hong Kong naik
"Jika kami menang, saya pikir, ada arti penting bagi akasi protes anti-pemerintah, karena sesuatu seperti, oh, kita mengalahkan Cina, dalam arti tertentu," imbuh mahasiswi 21 tahun ini kepada Reuters.
Sedang pendukung tim China, Zhang Hui, menyatakan, ia terbang hanya untuk menonton pertandingan ini. "Hong Kong milik China," tegas pria 37 tahun itu.