Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
"Dengan strategi yang cerdas, fokus yang tajam pada ekspektasi para pemangku kepentingan yang terus berubah, dan pengalaman yang telah banyak dibangun selama 10 tahun terakhir dalam lingkungan yang menantang, para pemimpin bisnis bisa menghadapi penurunan ekonomi dan terus berkembang,” ujar Moritz.
Toh, para CEO juga tidak begitu positif soal prospek perusahaan mereka di tahun ini. Hanya 27% CEO yang mengatakan, mereka “sangat percaya diri” atas pertumbuhan organisasi mereka selama 12 bulan ke depan. Ini tingkat terendah yang PwC amati sejak 2009 dan turun dari 35% pada tahun lalu.
Baca Juga: Nilai akuisisi dan merger industri otomotif global naik dua kali lipat pada 2018
Sementara tingkat keyakinan secara umum turun di seluruh dunia. Ada variasi yang luas dari satu negara ke negara yang lain. CEO di China dan India menunjukkan tingkat keyakinan tertinggi di antara negara-negara besar, masing-masing 45% dan 40%.
Sedang tingkat keyakinan CEO di Amerika Serikat (AS) sebesar 36%, Kanada 27 %, Inggris 26%, Jerman 20%, Prancis 18%. Dan, Jepang memiliki CEO dengan optimisme terendah, hanya 11% yang sangat percaya diri terhadap peningkatan pendapatan pada 2020.
Ketika ditanya tentang prospek pertumbuhan pendapatan perusahaan mereka, perubahan sentimen CEO telah terbukti menjadi prediktor yang sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi global.
Baca Juga: Asia Tenggara Menjadi Tempat Investasi Terfavorit di Tahun 2019
Menurut analisis atas proyeksi CEO yang PwC lakukan sejak 2008, terdapat korelasi yang sangat erat antara kepercayaan CEO dalam pertumbuhan pendapatan mereka selama 12 bulan dan pertumbuhan aktual yang perekonomian global capai.
Jika analisis tersebut terus berlaku, pertumbuhan global bisa melambat menjadi 2,4% pada 2020, atau berada di bawah banyak perkiraan termasuk IMF yang pada Oktober 2019 lalu memprediksikan sebesar 3,4%.