kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Duh, peretas China diduga membobol data asosiasi industri AS terkait perang dagang


Rabu, 13 November 2019 / 18:51 WIB
Duh, peretas China diduga membobol data asosiasi industri AS terkait perang dagang
ILUSTRASI. Ilustrasi peretas


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Saat pembicaraan perdagangan antara Washington dan Beijing mulai intensif awal tahun ini, para peretas China diduga membobol data-data asosiasi industri manufaktur Amerika Serikat (AS).

Dua sumber Reuters yang tahu masalah itu menyebutkan, Asosiasi Produsen Nasional (NAM) diretas selama musim panas tahun ini. Lalu, mereka menyewa perusahaan keamanan siber yang menyimpulkan serangan itu berasal dari China.

Perusahaan keamanan tersebut, menurut kedua sumber, melakukan penilaian berdasarkan penggunaan alat dan teknik. Hasilnya, serangan itu ada kaitannya dengan kelompok peretas China.

Baca Juga: Dalam pidatonya Trump bilang China berlaku curang terhadap Amerika

Peretasan jaringan komputer internal NAM menggambarkan, bagaimana China telah berusaha mendapatkan keuntungan dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Tapi, tidak jelas data apa yang para peretas curi. Yang terang, GNB menyewa perusahaan keamanan siber dari luar AS untuk menghentikan intrusi itu.

Erin Streeter, juru bicara GNB, bilang, posisi NAM sangat penting. Jadi, "Kami tahu bahwa kami adalah target serangan siber. Kami mengidentifikasi aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan sistem perusahaan tertentu dan menyelidiki masalah tersebut," ujarnya kepada Reuters.

Baca Juga: Amerika Serikat mengutuk aksi kekerasan di Hong Kong

Hanya, Streeter menegaskan, saat ini jaringan NAM sudah aman. Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Sementara Kedutaan China di Washington tidak segera menanggapi permintaan wawancara.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×