kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Duh, WHO peringatkan ancaman pandemi virus corona menjadi sangat nyata


Selasa, 10 Maret 2020 / 17:11 WIB
Duh, WHO peringatkan ancaman pandemi virus corona menjadi sangat nyata
ILUSTRASI. Pejabat dan staf medis Rusia yang mengenakan alat pelindung memeriksa penumpang sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona baru di Bandara Domodedovo, Moskow, 7 Maret 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, sekarang ancaman wabah virus corona baru akan menjadi pandemi "sangat nyata". Tapi, virus mematikan itu masih bisa dikendalikan.

Setelah infeksi Covid-19 global melewati angka 100.000, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, Senin (9/3), kepada wartawan di Jenewa, "ancaman pandemi menjadi sangat nyata."

"Jika kami menyebutnya pandemi, kita masih dapat menahannya dan mengendalikannya. "Itu akan menjadi pandemi pertama dalam sejarah yang bisa dikendalikan," katanya. "Kami tidak bergantung pada virus".

Melansir Channelnewsasia.com, Tedros menunjukkan, situasinya sangat bervariasi di 100 negara yang memiliki kasus virus corona sejauh ini, dengan 93% dari semua kasus hanya berada di empat negara.

Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak, begini cara tes virus corona di Indonesia

"Apakah itu pandemi atau tidak, aturan mainnya sama: Jangan pernah menyerah," tegas dia. Menurutnya, sebanyak 79 negara memiliki kurang dari 100 kasus Covid-19, dan lebih dari setengahnya kurang dari 10 infeksi.

Pada saat yang sama, di China dengan lebih dari 80.000 kasus terkonfirmasi, Tedros menyebutkan, negara itu tampaknya berhasil "mengendalikan epidemi". "Lebih dari 70% telah pulih dan dipulangkan," ujarnya.

Michael Ryan, Kepala Program Kedaruratan WHO, menyatakan, tidak seperti flu yang menyebar jauh lebih mudah, jadi sangat mungkin untuk memperlambat penyebaran virus corona baru.

"Saat ini, saya pikir kami masih sangat banyak di awal atau tengah dari pertarungan ini," katanya yang memperingatkan jangan cepat puas terhadap penurunan kasus baru virus corona di beberapa negara.

Baca Juga: Sedih, banyak rumahsakit di Indonesia tak punya peralatan memadai hadapi virus corona

"Saya tidak khawatir dengan kata itu (pandemi), saya lebih khawatir tentang reaksi dunia terhadap kata itu," tegas Ryan kepada wartawan di Jenewa, Swiss, seperti dikutip Channelnewsasia.com.

"Pandemi tidak berarti bahwa kita mengatakan itu baik-baik saja untuk hidup dengannya, kita bisa menahannya (penyebaran virus corona)," ujar Tedros. "Tidak ada bendera putih. Kami tidak menyerah".

WHO mendefinisikan pandemi sebagai situasi saat "populasi di seluruh dunia kemungkinan akan terkena infeksi dan berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit," kata Ryan.

Tapi, pandemi bukanlah istilah resmi WHO, dan itu tidak memicu tindakan spesifik apa pun. WHO telah mengeluarkan tingkat siaga tertinggi atas virus corona yang menyatakan, dunia berada pada "risiko tinggi".

Baca Juga: Periksa ke mana kalau alami gejala virus corona? Ini protokolnya


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×