kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

Dulu Diremehkan, Pasar Saham China Rp 312 Kuadriliun Jadi Incaran Investor Asing Lagi


Rabu, 17 September 2025 / 11:15 WIB
Dulu Diremehkan, Pasar Saham China Rp 312 Kuadriliun Jadi Incaran Investor Asing Lagi
ILUSTRASI. Investor asing berencana untuk kembali ke pasar saham Tiongkok secara besar-besaran tiga tahun setelah mundur. REUTERS/Tingshu Wang


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Investor asing berencana untuk kembali ke pasar saham Tiongkok secara besar-besaran tiga tahun setelah mundur dan menyebutnya tidak layak investasi. 

Hal ini didorong oleh peluang teknologi yang ditawarkan, dan meningkatnya permintaan diversifikasi di luar aset AS.

Reuters melaporkan, kemajuan dalam adopsi kecerdasan buatan (AI) dan pengembangan semikonduktor serta obat-obatan inovatif di Tiongkok tahun ini telah memberikan keyakinan bagi investor global bahwa perang dagang Tiongkok-AS dan larangan ekspor teknologi Washington tidak menghalangi inovasi di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Gencatan senjata tarif AS-Tiongkok dan pelonggaran moneter domestik semakin meningkatkan sentimen. Akibatnya, indeks Shanghai Composite mencapai level tertinggi dalam satu dekade pekan lalu, sementara saham Hong Kong mencapai level tertinggi dalam empat tahun.

Perubahan sentimen investor asing berpotensi menambah bahan bakar bagi reli pasar, yang sejauh ini sebagian besar didorong oleh pemain domestik.

Menurut Brett Barna, mantan manajer hedge fund yang kini mengelola dua kantor keluarga tunggal yang berbasis di New York, mengatakan para investor asing yang sudah mulai berinvestasi sejak awal, sudah kembali ke Tiongkok. Mereka terpikat oleh bull run tahun ini dan mencari diversifikasi dari aset-aset AS yang padat.

Baca Juga: Vietnam Geser Thailand sebagai Destinasi Favorit Wisatawan China

"Tiongkok menarik karena sangat tidak berkorelasi dengan negara-negara lain di dunia, setidaknya pasar saham A-share di dalam negeri," kata Barna.

Barna menambahkan, ia berencana untuk mendirikan platform investasi yang memungkinkan modal AS dan Eropa mengakses pasar modal Tiongkok.

Data peluncuran dan arus dana menunjukkan antusiasme yang semakin besar terhadap pasar saham Tiongkok senilai US$ 19 triliun atau setara dengan Rp 312 kuadriliun (kurs 16.420), termasuk Hong Kong.

Menurut laporan Morgan Stanley, Agustus menandai pembelian saham Tiongkok bulanan terbesar oleh hedge fund global dalam enam bulan terakhir. Sayangnya, tidak ada rincian dari angka-angka tersebut.

Data Morningstar menunjukkan, jumlah peluncuran baru reksadana saham pasar berkembang, tidak termasuk Tiongkok, turun menjadi 8 pada tahun 2025, dibandingkan dengan 21 pada tahun 2024 dan 16 pada tahun 2023. 

Hal ini berarti permintaan untuk investasi pasar berkembang yang tidak menyertakan Tiongkok telah menurun secara substansial tahun ini.

Baca Juga: China Perketat Ekspor Rare Earth, Industri Eropa Terancam Rugi dan Tutup Pabrik

"Setahun yang lalu, orang-orang ingin mengecualikan Tiongkok dari indeks. Sekarang, Tiongkok dipandang sebagai kelas aset yang berdiri sendiri (mereka tidak bisa mengabaikannya)," kata Zheng Yuchen, kepala investasi unit reksa dana Tiongkok di Allianz Global Investors.

Bukti-bukti lainnya

Bukti anekdotal juga semakin banyak.

Polar Capital, manajer aset senilai US$ 20 miliar yang berbasis di London, beralih ke sikap positif terhadap Tiongkok pada akhir tahun 2024 dari posisi underweight. 

Menurut manajer reksa dana Jerry Wu, Polar Capital bahkan telah meningkatkan alokasi Tiongkok menjadi lebih dari 30% dari kisaran rendah 20% dalam portofolio pasar berkembangnya tahun ini.

Konferensi tahunan perusahaan pada bulan Februari tahun ini menarik 55 klien yang hadir di sesi Tiongkok, lebih dari dua kali lipat jumlah peserta pada tahun 2023, ujarnya.

Terdapat "revaluasi aset inovatif Tiongkok" yang dipicu oleh terobosan DeepSeek, kata Wu, merujuk pada pencipta model AI yang sangat hemat biaya yang menyaingi ChatGPT. 

Ia mengatakan momentum telah meningkat di semua bidang, mulai dari AI hingga bioteknologi dan robotika.

Benjamin Low, direktur investasi senior di perusahaan investasi Cambridge Associates, mengatakan timnya telah menerima sekitar 30 pertanyaan klien tentang pencarian dana Tiongkok tahun ini, sangat kontras dengan titik terendah pada tahun 2023 ketika hanya ada sedikit pertanyaan tentang mandat yang berfokus pada Tiongkok.

"Banyak alokasi dana non-Asia merencanakan perjalanan ke Tiongkok dan Hong Kong akhir tahun ini untuk menjajaki peluang investasi, beberapa di antaranya untuk pertama kalinya sejak COVID," ujar Low.

Yang pasti, beberapa masalah Tiongkok yang sudah lama ada masih terus berlanjut. Perekonomiannya secara luas masih terpuruk dalam pelemahan, sebagaimana ditunjukkan oleh output pabrik bulan Agustus, data penjualan ritel, dan beberapa indikator lainnya.

Tonton: Gerakan Dedolarisaasi Menguat, 1.700 Bank Dunia Beralih ke Yuan China

Penanaman modal asing langsung (FDI) dalam lima bulan pertama tahun 2025 merosot 13,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, memaksa Tiongkok untuk mengumumkan langkah-langkah baru pada bulan Juli untuk membalikkan penurunan tersebut.

Perekonomian yang rapuh merupakan salah satu alasan utama mengapa, meskipun para investor awal mulai masuk, hal tersebut belum menghasilkan arus masuk modal jangka panjang yang signifikan.

Kepala strategi ekuitas CLSA, Alexander Redman, mengatakan tekanan deflasi dalam perekonomian mencegahnya untuk memberikan bobot lebih pada seluruh pasar.

Dan Wu dari Polar Capital mengatakan bahwa ledakan AI harus menguntungkan perekonomian secara luas agar reli ini dapat dipertahankan setelah tahun 2025.

Investor asing kini berada dalam fase "penilaian ulang", dengan fokus pada daya saing jangka panjang Tiongkok, kata Cheng Yu, manajer portofolio di unit dana Tiongkok AllianzGI.

Yu juga bilang, modal asing berdiri di depan pintu dan mengawasi. Mereka belum masuk — tetapi setidaknya berpikir untuk kembali.

Selanjutnya: 15 Orang Terkaya di Asia, September 2025: Prayogo Pangestu Masuk Daftar

Menarik Dibaca: Penderita Asam Urat Tinggi Mau Makan Kacang Mete? Ini Dia Batas Amannya!




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×