kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dulu paling parah dan kini bebas masker, intip cara Italia tangani Covid-19


Selasa, 29 Juni 2021 / 07:33 WIB
Dulu paling parah dan kini bebas masker, intip cara Italia tangani Covid-19
ILUSTRASI. Kini, Italia sudah menyatakan risiko rendah terpapar infeksi dan bebas masker. REUTERS/Guglielmo Mangiapane


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

4. Tidak ragu untuk lockdown kedua 

Oleh karena kebijakannya diambil berdasarkan sains, Pemerintah Italia tidak ragu saat menerapkan lockdown kedua ketika kasus Covid-19 kembali melonjak. 

Pada awal Agustus 2020 parlemen Italia mengumumkan keadaan darurat hingga 15 Oktober setelah Perdana Menteri Giuseppe Conte memperingatkan, tidak boleh lengah karena virus masih beredar. 

Kebijakan tersebut memungkinkan pemerintah untuk tetap melakukan restriksi dan merespons dengan cepat, termasuk dengan lockdown, untuk setiap klaster baru. 

Pemerintah juga membatasi kedatangan dari puluhan lebih negara ke Italia, karena impor virus termasuk faktor lonjakan kasus. 

“Ada banyak situasi di Perancis, Spanyol, Balkan, yang berarti bahwa virus itu tidak hilang sama sekali,” kata Ranieri Guerra, asisten direktur jenderal untuk inisiatif strategis di WHO yang juga dokter Italia. 

Baca Juga: WHO: Varian Delta Paling Menakutkan

5. Nyawa orang lebih penting daripada ekonomi 

Tidak diragukan lagi bahwa lockdown merugikan Italia secara ekonomi. Selama tiga bulan, bisnis dan restoran harus tutup, pergerakan masyarakat juga sangat dibatasi. 

Bahkan perjalan antarwilayah, antarkota, dan tempat wisata dihentikan. Italia waktu itu diperkirakan akan kehilangan sekitar 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2020. Namun para pejabat Italia lebih mengutamakan nyawa orang dibandingkan perekonomian. 

"Kesehatan orang-orang Italia datang dan akan selalu menjadi yang utama," kata Conte saat itu. 

Strategi lockdown total memang sempat dianggap berlebihan oleh para kritikus karena melumpuhkan roda ekonomi. Namun akhirnya terbukti cara itu lebih baik daripada menggerakkan kembali perekonomian saat virus corona masih menyebar luas, seperti yang terjadi di Amerika Serikat, Brasil, dan Meksiko. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×