kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Dulunya Seorang Penyusup, Trump Kembali ke Gedung Putih dengan Kekuatan Lebih Besar


Jumat, 17 Januari 2025 / 19:49 WIB
Dulunya Seorang Penyusup, Trump Kembali ke Gedung Putih dengan Kekuatan Lebih Besar
Sehari sebelum meninggalkan Gedung Putih pada 2021, Donald Trump berjanji akan tetap menjadi kekuatan dalam politik Amerika Serikat (AS).


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Setelah penampilan debat yang buruk, Biden membatalkan pencalonannya kembali pada Juli 2024, memberi sedikit waktu bagi Kamala Harris untuk menyampaikan pesan kepada pemilih.

Trump berhasil meraih kemenangan di bulan November, bahkan di daerah-daerah pemilihan Demokrat tradisional, seperti kalangan muda dan Hispanik.

Pemilih mengabaikan hukuman pidananya dan peringatan Demokrat bahwa seorang kandidat yang menolak mengakui kekalahannya pada 2020 merupakan ancaman bagi demokrasi.

Baca Juga: Trump Kembali ke Gedung Putih, Tiongkok dan militernya Persiapkan Langkah Besar

Trump mengancam akan membersihkan pegawai federal dan meminta Departemen Kehakiman untuk melecehkan musuh politiknya. Ia juga mengungkapkan kemungkinan menolak untuk membelanjakan uang yang disediakan oleh Kongres, yang dapat memicu perselisihan konstitusional.

Meskipun Trump mendukung ekspansi wilayah seperti membeli Greenland dan mengklaim kendali atas Terusan Panama, yang berpotensi memperburuk ketegangan internasional, ia tetap memegang kendali besar atas politik AS. 

Bahkan sebelum ia dilantik kembali pada Senin lalu, Trump telah berhasil mengubah politik Washington. Baik Partai Republik maupun Demokrat kini memiliki pendekatan yang lebih konfrontatif terhadap China dan skeptisisme terhadap perjanjian perdagangan bebas. 

Baca Juga: Trump ke Gedung Putih, Penegakan Sanksi atas Minyak Iran Bisa Lebih Gahar

Usulan pemotongan program kesehatan dan pensiun yang dulu menjadi andalan Partai Republik kini hampir tidak terdengar lagi. Biden bahkan mempertahankan banyak tarif yang diterapkan Trump dan berusaha mengurangi ketergantungan AS pada semikonduktor buatan luar negeri.

Trump yang dulunya dianggap sebagai penyusup dalam politik AS kini telah mendefinisikan politik tersebut. 

"Jelas bahwa sejak 2015 kita telah berada di era Trump," ujar Matthew Continetti, seorang peneliti di American Enterprise Institute, sebuah lembaga pemikir konservatif. "Ini belum berakhir."

Selanjutnya: 324 Triliun Menguap Gegara 10 Juta Orang Kaya Doyan Belanja di Luar Negeri

Menarik Dibaca: OYO Catat Jakarta Jadi Destinasi Liburan Terpopuler Selama Perayaan Tahun Baru



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×